Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebanyak 15 Warga Kampung Nanas Belik Diberikan Pelatihan Jurnalistik

28 Januari 2018   10:39 Diperbarui: 28 Januari 2018   12:46 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mentoring PlusJurnalis Warga Kecamatan Belik/Doc Pribadi

Di daerah Pemalang nama nanas madu diberikan oleh para tengkulak Jakarta pasalnya rasa nanas tersebut sangat manis menyerupai madu. Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang yang berlokasi di kaki Gunung Selamet merupakan sentra penghasil nanas madu, sedangkan di daerah Subang Jawa Barat nanas madu banyak ditanam hampir di seluruh penjuru kabupaten dan nanas madu khusus di Subang lebih dikenal dengan julukan si madu.

Daerah jalan Cagak Subang merupakan sentra penjualan si madu tersebut. Nanas madu Pemalang berbeda dengan nanas madu asal Subang karena memiliki ciri fisik lebih mungil dengan ukuran paling besar dua kepalan tangan orang dewasa, memiliki rasa yang sangat manis tanpa diberi penguat rasa. Sedangkan nanas madu Subang terbilang lebih istimewa karena mampu tumbuh dengan ukuran lebih besar ketimbang nanas madu Pemalang.

Menurut Herbagijandono, mantan peneliti di Lab. Teknologi Pasca Panen, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, nanas-nanas di Indonesia digolongkan dalam dua kelompok utama berdasarkan duri daun, yaitu berduri dan tidak berduri. Nanas yang daunnya tidak berduri termasuk varietas Cayenne. Sedangkan Queen dan Spanish mewakili kelompok nanas dengan daun berduri.

Queen dibagi dua lagi, yakni berdaun tipis dan tebal. Sedangkan nanas Spanish buahnya ada yang berbentuk kerucut dan ada yang silindris. Nanas madu masuk ke dalam golongan nanas Queen karena memiliki rasa yang manis, aromanya harum dan warna kulitnya menarik kuning cerah kemerahan. Meski ukuranya tergolong variatif namun jika dibudidayakan secara maksimal mampu tumbuh hingga bobot 2,5 kg untuk nanas madu Subang. bentuk buah cenderung memanjang dengan tekstur buah agak lunak sehingga nikmat untuk dikonsumsi. Nanas madu merupakan salah satu buah primadona untuk dihidangkan sebagai buah meja. Untuk varietas golongan Queen selain nanas madu Subang dan Pemalang juga terdapat pada nanas Palembang dan nanas Bogor.

Warna daun nanas madu hijau, bertekstur duri halus dengan tinggi maksimal mencapai 1,5 meter. Selain kaya Vitamin A buah nanas madu juga mengandung enzim bromelain yang mampu melunakkan daging, sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Enzim ini dapat menghancurkan atau mematahkan rangkaian protein yang utuh, Bromelain juga dikenal sebagai zat anti peradangan yang dapat mengatasi cedera otot, pembengkakan, dan nyeri otot akibat olahraga. Selain itu, enzim ini juga dapat memulihkan luka operasi (episiotomi) pasca-melahirkan. Karena dapat mengencerkan darah secara alami, bromelain dianggap dapat mencegah penggumpalan darah yang berlebihan.

Nanas madu Pemalang dari petani dijual kepada tengkulak grade super dengan berat 8 ons seharga Rp 4 ribu/buah, kelas A-B berbobot 4-7 ons Rp 3 ribu/buah dan yang terakhir kelas C seberat 4 ons ke bawah Rp 3 ribu/buah. Sedangkan harga nanas madu Subang hanya beda tipis meski dari segi ukuran terbilang lebih besar. Nanas madu Subang kelas super berbobot 2 kg-2,5 kg dihargai Rp 3.500/buah dan nanas madu super kelas 2 yang memiliki berat 1kg-1,5 kg Rp 3 ribu.

Meski nanas madu laris manis di supermarket dan pasar modern, mata rantai distribusi nanas madu tak lepas dai peran tengkulak sebelum akhirnya ke supermarket. Keuntungan di tingkat tengkulak dan supermarket tersebut biasanya sekitar Rp 30-50%. Jika nanas madu sudah sampai Jakarta maupun kota besar lain untuk dipasarkan secara langsung pada konsumen harga nanas madu bisa melambung tinggi, terlebih nanas madu golongan grade super dan kelas A-B yang masuk pasar swalayan, per buah bisa Rp 15 ribu, tentunya dengan kemasan yang dibuat lebih menarik. Harga tersebut masih bisa berubah tergantung masa panen.

Meski keuntungan di tingkat petani tidak sebesar yang dikantongi tengkulak, namun keuntungan petani tetap menggiurkan. Seperti yang dirasakan Yunus yang bisa untung Rp 10 juta/bulan dan Ucu yang dalam sebulan bisa mengantongi omset bersih hampir Rp 15 juta. Tak hanya buahnya saja yang mendulang untung, bibit nanas madu pun nyatanya mampu meraup untung menggiurkan, keuntungan malah bisa didapat lebih besar dalam penjualan bibit karena keuntungan bersih bisa lebih dari 60%.

Usaha nanas madu merupakan usaha agribisnis yang sangat menjanjikan dari segi ekonomi, sifat tanaman nanas madu yang bandel, minim risiko dan kebutuhan buah nanas madu yang sangat tinggi bisa dijadikan salah satu alasan mengapa harus memilih membudidayakan buah ini. Selain itu nanas madu juga bisa ditanam pada lahan yang terbatas dengan sistem tumpang sari dan yang paling menggiurkan dalam sekali panen risiko kegagalan buah sangat minim hanya kurang dari 5% dari seluruh area tanam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun