Dunia transportasi sekarang ini semakin kompetitip dari angkutan bus hingga angkutan roda dua. Kehadiran Go-Jek di Kampung Bawang Merah Brebes membikin sebagian abang becak mulai menuai protes, apalagi jika sudah dipangkalan becak, kok ada penumpang naik Go-Jek, rasanya ingin marah saja, begitu ungkapan syarif salah satu abang becak yang berada di pangkalan pasar buah Brebes, Provinsi Jawa Tengah.Â
Kurun waktu beberapa bulan ini, tampaknya seragam Go-Jek semakin banyak, dirinya beserta teman se profesinya merasakan imbas atas layanan transportasi ini. Rata-rata sebelum ada Go-Jek dan Go-Car sehari bisa dapat antara Rp  150 ribu hingga Rp 250 ribu tergantung jumlah penumpang dan langganan yang biasa dibawa. Namun setelah hadir transportasi ini sehari dapatnya dibawah Rp 100ribu.
Bila kondisi bulan berikutnya pihak Go-Jek tidak membatasi jumlah anggota Go-Jek, maka nasib kami menjadi semakin terpinggirkan.Â
" Kami ini sudah berupaya untuk mencari rejeki yang halal dan penuh kerja keras  melalui ayunan becak, tapi kalau pihak jasa transportasi ini  menambahkan anggotanua secara terus menerus, maka jelas mengganggu pendapatan kami selaku tukang becak, karena tidak semua tukang becak itu memiliki becak sendiri, kafang ada yang sewa harian, mingguan atau bulanan," ungkap syarif lagi. Selasa (23/1/2018).Â
Ditempat terpisah, salah satu abang becak yang pangkalan di gedung nasional fan stasiun Brebes Taufik, memang sangat merasakan imbas kehadiran Go-Jek ini, wajar bila di setiap pangkalan becak seperti di sekolah negeri, di stasiun, komplela pasar ada pelarangan go-jek menarik penumpang dengan mudah, kalau ini dibebaskan, jelaa kami abang becak tidak dapat penumpang. Wajar jika ada kesepakatan antara abang becak dengan pihak Go-Jek. " sama-sama mencari rejeki dari penumpang, wajar donk jika etika disepakati," katanya.Â
Dirinya karena merasa sepi, sehingga tidak full menarik becak, lebih memilih buka warung makanan dorongan sebagai pedagang kaki lima, sehingga saat sore bisa mencari pendapatan lain, kalau hanya mengandalkan dari abang becak maka jelas tidak cukup untuk menutup beban hidupnya..Â
Imbas hadirnya Go-Jek dan Go-Car pun berimbas ke angkutan umum seperti elf atau angkutan desa, orangtua lebih condong membelikan sepeda motor untuk anaknya sekolah, walaupun tidak punya SIM, tapi gimana lagi, daripada nanti sekolah terlambat dan nunggu angkot lama, ya akhirnya memilih belikan motor atau peaan go-jek untuk antar jemput anak. Selain harga murah dan tidak usah nawar, beda dengan naik becak.Â
Imbas hadirnya Go-Jek menjadi rejeki bagi para counter handphone atau penjual pulsa atau qouta internet,selain pendapatan mereka naik juga order hp android seken dan baru berbagai merk menjadi laris manis.Â
Semoga ada hikmah dibalik hadirnya kompetitor jasa transportasi ini. Mereka abang becak hanya berdoa semoga rejeki dari ayunan becaknya tetap ada.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H