Roda ekonomi penduduk madinah di Timur Tengah sungguh luar biasa, tak pernah sepi dari pembeli, penjual tiap hari buka tutup mulai pagi hingga malam hari. Segala jenis accesoris ada disini, dari mulI pakaian, perhiasan dubai, emas madinah dan jenis busana muslim ala timur tengah, ada jenis sajadah turki pun tersedia bahkan tak pernah habis stoknya, segala mainan anak-anak buatan cina merajahi sendi-sendi ekonomi saudi ini, termasuk yang tidak mau kalah adalah oleh-oleh aneka jenis qurma.
Anehnya dari pantauan penulis langsung, percakapan penjual dengan pembeli kadang tidak nyambung, penjual dengan bahasa gaulnya arab, pembeli ada yang bahasa turki, bahasa indonesia dan bahasa india. Namun transaksi tetap bisa berlangsung, walaupun mereka gunakan bahasa isyarat, misalkan orang Indonesia yang tidak bisa bahasa arab, saat beli emas hanya dengan menunjukkan tawar menawar pakai alat bantu yakni kalkulator saja bisa terjadi transaksi.Â
Pembeli menunjukkan emas yang dipilih, lalu pedagang menunjukkan hitungan harga saat itu, berapa per gram harga emas tersebut, lalu dikalikan dengan berat emas yang dipilih, penjual menunjukkan total riyal yang harus dibayarkan, pembeli bisa nawar dengan menawar lewat kalkulator, saat harga cocok, maka penjual langsung bilang halal....itu berarti kode sah transaksi antara penjual dan pembeli.Â
Serba aneh bukan...tapi itulah hukum alam yang terjadi walaupun bahasa itu penting, namun dalam kondisi terjepit, bahasa isyarat ternyata lebih mudah diterima, jadilah akad jual beli.Â
Saat Adzan Berkumandang, Semua Toko Tutup
Sulit dijumpahi memang, dibeberapa belahan dunia yang penduduknya sebagian muslim, bisa meniru model yang dilakukan oleh penduduk saudi arabia ini, pasalnya para pedagang ini akan tutup tokonya secara otomatis dikala waktu sholat sudah masuk, ditandai dengan kumandang adzan.Â
Ada aturan yang mengikat bagi penduduk saudi ini, jualan silahkan secara kompetitif, tapi saat ada adzan, satpol PP kalau di Indonesia (Askar sebutan aparatur keamanan jika di saudi) akan check langsung toko yang masih berani buka saat adzan maka akan kena sangsi. Sangsi nya toko yang buka atau kantor di bawa hukuman mubahis, mubahis dibawa ke hukumah, jika tidak memuaskan maka hukumannya berat dan berlipat ganda sangsinya karena pelanggaran. Wajar jika para penjual ini begitu kompak untuk menutupnya.Â
Salah satu jamaah umroh dari Indonesia Aqil mengatakan, salut dengan komitmen para pedagang ini, begitu kompak dan mereka benar-benar menyambut para pembeli dengan ramah tamah, dirinya merasakan banyak pengalaman yang tak terhingga, karena dilatih sama orangtuanya untuk ikut ibadah umroh ini, tahu seperti apa situasi terkini, tahu cara tawar menawar harga di toko oleh-oleh, termasuk tahu cara sistem jual beli pedagang saudi terutama di madinah.Â
Puluhan tahun yang lalu dengan kondisi sekarang tampaknya tidak ada perbedaan dalam sistem jual belinya, hanya saja kondisi sekarang ini, ragam jenis produk yang diperjualbelikan hampir merata dan anehnya saat tidak musim haji, pedagang dari abasia yang jualan diemperan toko tidak ada, hanya akan banyak jika saat musim haji.Â