Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Daerah Harus Berbasis Data

4 Januari 2018   09:06 Diperbarui: 4 Januari 2018   09:35 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik dengan pernyataan Kepala Biro Pusat Statistik Kabupaten Brebes Syaefudin pada acara Rapat Koordinasi Strategi Rintisan Penuntasan Pendidikan 12 Tahun Kabupaten Brebes di Pendopo. Dia mengatakan, betapa Pentingnya data, tanpa data perencanaan akan jelek, wajar jika memperoleh data itu sangat mahal, tapi akan sia-sia, bila membangun daerah tanpa disertai data. 

Pembangunan menempatkan manusia sebagai tujuan akhir, Pertumbuhan ekonomi bukan tujuan, tetapi alat, manusia bukan hanya sebagai sumberdaya, Tidak hanya fokus pada pertumbuhan tetapi juga distribusi, jadi mengukur capaian pembangunan negara/wilayah dalam tiga dimensi pembangunan manusia:  umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan hidup layak.

Setiap Kabupaten/Kota di Indonesia akan dinilai dari tingkat keberhasilan IPM nya, bagimana dengan kualitas hidup manusia (Masyarakat/Penduduk)nya, bagaimana dengan tingkat keberhasilan pendidikannya warganya, dan bagaimana dengan tingkat kehidupan layak warganya melalui tingkat pertumbuhan ekonominya. Kesemuanya ini harus disertai dengan data yang akurat dan dipertanggungjawabkan. 

Sangatah wajar jika UNDP merilis konsep pembangunan manusia yang dikeluarkan dalam Human Development Report: Pertama, Produktivitas maksudnya Masyarakat harus dapat meningkatkan produktivitas mereka dan berpartisipasi secara penuh dalam proses memperoleh penghasilan dan pekerjaan berupah. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis pembangunan manusia. 

Kedua, Pemerataan, ini dikandung maksud Masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang adil. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapus agar masyarakat dapat berpartisipasi di dalam dan memperoleh manfaat dari kesempatan-kesempatan ini. 

Ketiga, Berkelanjutan artinya Akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang. Segala bentuk pemodalan – fisik, manusia, lingkungan hidup harus dilengkapi, dan 

Keempat adalah Pemberdayaan, artinya Pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat, dan bukan hanya untuk mereka. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses-proses yang memengaruhi kehidupan mereka.

Komponen yang dinilai di IPM antara lain, Pertama : Angka Harapan     Hidup dimana melihat Rata-rata perkiraan banyak tahun yang  dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup dalam suatu populasi dalam kurun  waktu tertentu. yang kedua adalah Harapan Lama  Sekolah (EYS) yakni melihat Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Ketiga adalah Rata-rata Lama     Sekolah (MYS) yaitu Jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia tertentu dalam menjalani   pendidikan formal. Keempat adalah Pengeluaran per    kapita Riil yang  Disesuaikan maksudnya Pengeluaran riil perkapita sebagai gambaran daya beli masyarakat yang telah disesuaikan sehingga memungkinkan dilakukan perbandingan harga-  harga riil antar wilayah.

Dalam pelaksanaan pembangunan yang baik, penentuan suatu kebijakan dan pembuatan suatu keputusan harus berdasarkan  “fakta” (evidence based policy making). Dengan data yang akurat maka akan memudahkan dalam Perumusan kebijakan, sehingga perlu ada komunikasi yang intensif  antara penyedia dan pengguna data. wajar jika Albert Einstein mengatakan If I had one hour to save the world, I would spend 55 minutes defining the problem and only five minutes finding the solution”. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun