Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Kampung Pengrajin Telor Asin Di Nusantara

31 Desember 2017   20:19 Diperbarui: 31 Desember 2017   20:38 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengrajin Telor Asin Brebes / Foto : Telorasin21brebes.wordpress.com

Satu-satunya Pengrajin telor asin terbesar di Nusantara yang berbasis UMKM dan dijadikan mata pencaharian bagi warganya mungkin cuma  ada di Kabupaten Brebes. Kalau pun ada pengrajin telor asin di beberapa kabupaten/Kota mungkin tidaklah merata, bahkan mereka ada yang mrmbuka kios jualan telor asin atau cuma memasok saja kepada pemilik kios penjualan produk telor asin.

Brebes sudah jadi icon telor asin yang tak tertandingi, bahkan produknya merambah ke berbagai daerah seperti untuk pasokan warung Brebes atau warung tegal di Ibukota Jakarta dan juga dikirim ke Luar Jawa seperti di batam, makasar dan daerah lainnya.

Stempel telor asin memang sudah melekat kuat bagi warga Brebes terutama di kampung pengrajin telor asin yakni Kelurahan Limbangan Wetan, Kelurahan Limbangan Kulon, mereka tersebar merata disetiap RW, atau kelompoknya untuk mengolah telor mentah, diasinkan dan siap konsumsi lalu dipasarkan. 

Disamping dua kelurahan ini sebagai pemasok kampung pengrajin telor asin, ada juga sebaran pengrajin telor asin ini yakni Kelurahan Brebes, Kelurahan Pasarbatang, Desa Banjaranyar, Kelurahan Gandasuli, Desa Kaligangsa Kulon, termsuk di Desa Pesantunan dan Klampok Kecamatan Wanasari, Desa Cimohong dan Grinting Kecamatan Bulakamba dan Desa Kersana di Kecamatan Kersana. 

Pasokan telor asin selama ini murni bukan dari peternak itik Brebes, karena jika mengandalkan bahan baku telor asin mentah dari Brebes maka tidak mampu untuk menyuplai toko atau kios yang jualan telor asin di jalur pantura ini. Apalagi jika saat musim liburan, maupun musim hajatan baik untuk hajatan manten maupun sunat. 

Telor mentah ini disuplai dari peternak jawa timur seperti dari blitar, nganjuk, tuban, probolinggo, lumajang, lamongan maupun Kabupaten di jatim lainnya, puluhan truck tiap hari datang ke kampung ini. 

Di kampung ini model yang dilakukan adalah pola inti plasma, dimana ada pengusaha bermodal besar yang membayarkan dulu telor mentah  dari pasokan peternak jawa timur, para pengrajin tinggal order berapa kebutuhan bahan baku yang diminta, bayar ada yang model tunai ada juga yang tempo. Asalkan cocok dan jika diolah serta dijual ada untung maka pengrajin ini menetapkan bahan baku dari satu sumber pasokan pengusaha pengepul. 

Margin pengepul sebenarnya tidaklah banyak, berkisar per butir antara Rp 150,-hingga Rp  300,- setelah diproses produksi oleh pengrajin telor asin berkisar Rp 400,- hingga Rp 550,- kemudian dikirim ke kios atau agen pemasarannya dengan keuntungan Rp 500,- hingga Rp 600,- tergantung tingkat keramaian atau situasi biasa. 

Jika bahan baku naik, maka secara otomatis harga jual telor asin ditingkat penjual sentra akan ikut naik, mereka dapat keuntungan sedikit lebih bila musim liburan dan hari raya idhul fitri atau bertepatan dengan mudik lebaran. 

Harga eceran jual langsung ke pemudik di sepanjang jalur pantura sekarang berkisar Rp 3 ribu hingga Rp 4.500,- harga bisa lebih mahal bila nama dan kualitas sudah teruji dan selalu menjaga brand nama usahanya. Namun bila anda ingin membeli tanpa dikasih kemasan isi 6, 10, 15, 20, hannya dengan besek maka harga bisa diturunkan bisa di harga Rp 2.800 hingga Rp 3Ribu. 

Karena usaha ini sifatnya rutin dan mudah bila sudah tahu rahasianya atau cara memasaknya, margin sedikit asalkan setiap hari ada permintaan maka usaha ini menjafi ada keuntungan yang menjanjikan, nammun jika usahanya tidak serius, maka dijamin bisa mengalami kegagalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun