Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Safari Cisarua Kaya Pendapatan, Namun Minim akan Kuliner

29 Desember 2017   16:32 Diperbarui: 29 Desember 2017   17:46 2378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obyek wisata kolam renang di Taman Safari Cisarua Bogor/Documentasi Pribadi

Sehari bersafari wisata di Taman Safari Cisarua Bogor Jawa Barat bersama keluarga memiliki makna tersendiri, pasalnya cukup merogoh kocek beberapa ratus ribu saja bisa mendapatkan paket sejuta ilmu pengetahuan dan ide gagasan setelah melihat langsung. Sayangnya Pendapatan dari karcis meningkat, tapi dinilai kami sebagai wisatawan sangat miskin masakan kuliner dari berbagai daerah. 

Ragam satwa flora terlihat jelas selama menempuh jalur masuk obyek wisata, daya pikat satwa dan tumbuh suburnya pepohonan serta pengelolaan yang komprehensif menjadikan lokasi wisata ini sangat layak untuk dikunjungi berbagai tamu international dan juga domestik. 

Roller Coster Di Obyek Wisata Taman Safari
Roller Coster Di Obyek Wisata Taman Safari
Berdasarkan pantauan langsung dilokasi parkir, ada ribuan mobil roda empat berjejeran rapi, menempati tempat yang dikelola oleh pihak managemen wisata ini. 

Bayangkan saja tarif untuk satu kendaraan saja Rp 20 ribu, padahal mobil yang masuk itu sedikitnya ribuan kendaraan yang tersebar di halaman parkir A, B, C, D, E, F pun penuh, sisi yang lain belum menghitung tarif minimal masuk per orang, anak saja Rp 160 Ribu, padahal ribuan yang hadir dan terus silih berganti, sejak pagi hari hingga sore hari. 

Parkir Mobil di Obyek Wisata
Parkir Mobil di Obyek Wisata
Wajar saja, jika kedai kopi, cafe atau resto pun penuh dengan pembeli, bahkan souvenir di dalam area taman safari pun ketiban rejeki yang cukup meningkat tajam. Harga bandrol yang ditetapkan pun sedikit lebih mahal dibandingkan dengan wisata diibukota. Harga secangkir kopi hitam dibandrol Rp 20 ribu, teh botol Rp 12 ribu, pop mie Rp 20ribu. 

Banyak wahana permainan yang bisa dinikmati setelah anda  membayar tarif yang ditentukan, bisa menikmati 20 wahana permainan. Kalau mau request naik onta, atau gajah tarif dipatok Rp 25ribu, sedangkan kalau naik kereta gantung cukup merogoh fulus Rp 50ribu per orang. 

Naik Gajah Bayar Rp 25 ribu
Naik Gajah Bayar Rp 25 ribu
Sayangnya di dalam lokasi ini, belum ada lokasi khusus masakan kuliner yang bisa mudah diperoleh, mestinya perlu ada terobosan dengan menyediakan lokasi warung kuliner dari berbagai masakan nusantara,  atau ada lokasi terbatas bagi pedagang kaki lima yang dikasih bandrol dari manajemen taman safari untuk menikmati harga standar bagi tamu domestik. Sehingga kesan mahalnya bisa terobati dengan adanya kemudahan mencari berbagai jenis ragam masakan nusantara. Ini bentuk CSR manajemen taman safari cisarua dalam kepedulian dengan nasib wong cilik. 

Masa cari mie ayam bakso saja seperti bakso wong solo, masakan gudeg yogya, soto kudus, garang asem seperti model kaya rest area tol cipali nyaris susah dicari, semua disini diperoleh serba instan.  Mau pesan mie goreng aja susahnya tidak kepalang, belum lagi merasakan nikmatnya soto atau warung padang dikompleks dalam wisata ini. 

Kalau lihat tingkat kebersihan di area obyek wisata sangat kita apresiasi, pasalnya disetiap halaman parkir dan sepanjang jalur yang dilalui oleh pejalan kaki ada lokasi pembuagan sampah organik dan non organik, tidak ditemui pengunjung membuang sampah sembarangan. 

Tingkat keramahan petugas taman safari sudah cukup bagus, seragamnya bagus dan tanda petunjuk arahpun begitu jelas, termasuk ini masuk jalur wahana permainan atau jalur bis wisata. Bahkan dengan model wahana permainan yang komplit seperti ini bisa menjadi referensi pembelajaran bagi pemerintah kabupaten kota yang memiliki potensi wisata untuk studi banding. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun