Rokok terbangun dari tembakau dan cengkeh, kemudian dilinting oleh kertas. Itu rokok kretek. Bila sekarang mungkin ada golongannya filter, rokok mild yang terkenal 'putih'nya, kemudian rokok yang dicampur sedikit bumbu agar lebih nikmat menurutnya, dan segala macamnya. Intinya seperti itulah rokok. Â Rokok itu 'hidup' nikmat bagi yang menikmati, 'kebencian' bagi yang yang tak menyukai, dan 'ancaman' bagi yang mewaspadai.Â
Dalam hidup ada ini, ada itu, ada dia, ada mereka, sama halnya dengan bagaimana orang yang bermacam-macam tadi menikmati setiap hisapan dari rokoknya. Karena saking nikmatnya, sampai-sampai kita yang perokok, sering lupa kalau apa yang sedang 'nangkring' dijari kita ini akan habis. Kita hanya ingat tentang bagaimana membuang 'abu' sisa dari setiap hisapan. Ya itulah hidup kebanyakan, ingat 'abu' untuk dibuang. Dalam satu batang rokok terdapat abrstraktif makna tergantung dari subyeknya.Â
Satu batang bisa menjadi inspirasi, satu batang bisa menjadi penghasilan, satu batang bisa menjadi kesuksesan, satu batang bisa menjadi penyelesaian, satu batang bisa menjadi kemesraan, satu batang bisa menjadi politik, satu batang bisa menjadi masalah, satu batang bisa menjadi jalan keluar, satu batang bisa menjadi kekayaan, satu batang bisa menjadi penyakit, satu batang bisa menjadi kemiskinan, satu batang bisa menjadi kematian, satu batang bisa menjadi murtad, dan masih banyak batang-batang yang lain.
Hidup itu sebuah pilihan, berhenti merokok atau mau melanjutkan, termasuk mengkonsumsi rokok itu bisa jadi kebutuhan dan juga jadi gaya hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H