Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kabut Tebal di Bumi Petungkriyono

17 November 2017   22:28 Diperbarui: 19 November 2017   11:14 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir 3 hari Penulis berada di Bumi Petungkriyono, sebuah negeri diatas awan dan berkabut tebal, untuk menempuh daerah ini, kurang lebih satu jam perjalanan dari Ibukota Kabupaten Pekalongan, diperkirakan dalam hitungan jarak tempuh kurang lebih 40 kilometer.

Hawa dingin menyelimuti lingkungan sekitarnya, curah hujan lebih sering, baik waktu pagi, siang maupun sore. Menjelang siangpun tampak kabut tebal menyelimuti sebagian jalan, bahkan jarak pandang 2 meter pun saat berkendaraan lewat tidak tampak rimbanya.

Selama ini penulis lebih banyak merasakan hidup didaerah pesisir pantai utara yang dekat dengan pantai, sehingga ada perasaan yang  jauh sekali dengan kehidupan orang dipegunungan.

Saat malam hari tidak bising kendaraan, begitu hening dan hanya terdengar suara jangkrik dan binatang malam yang berbunyi. Nyaris tanpa kedengaran suara klakson silir berganti, terasa begitu nyaman dan menyejukan, saat tidurpun harus pakai jaket dan selimut tebal, pasalnya untuk mengurangi  hawa dingin pada badan tubuh agar tidak menggigil.

Air pun melimpah ruah, tanpa ada kran pada kolamnya, sayangnya air dikolam dibiarkan mengalir hingga meluber, banyak terbuang percuma, bila airnya disiramkan ke kaki atau badan, sangat terasa sekali hawa dinginnya yang menurut penulis tiada duanya.

Pemandangan kabut dipegunungan ini  terjadi karema kumpulan tetesan air yang berukuran sangat kecil dan melayang-layang di udara. Kabut mirip seperti awan, namun awan tidak menyentuh permukaan tanah sementara kabut dapat menyentuh permukaan tanah.

Proses timbulnya kabut karena ada uap air di dekat permukaan tanah yang membentuk gumpalan yang hampir mirip seperti awan. Kabut terbentuk, uap lembab harus meninggalkan udara dan melakukan proses mengembun. Saat udara didinginkan, kabut mulai terbentuk.

Syarat terbentuknya kabut karena udara yang sejuk bercampur dengan udara yang kurang sejuk dimana aliran udara meningkat dengan cepatnya, proses pendinginan berlangsung di tempat yang tinggi dan membentuk awan. Jadi, aliran udara yang mencampurkan udara dingin ke  udara yang lebih hangat harus mengalir secara perlahan.

Tuhan menciptakan kabut mesti ada manfaatnya, salah satu manfaat yang bisa terlihat dan dirasakan diantaranya melembabkan kulit, mempercepat pertumbuhan tanaman, menjaga kelembaban udara dan menyejukkan udara, sehingga amatlah wajar jika saat kita berada didaerah pegunungan dengan hutan lindung yang terawat dengan baik, akan menciptakan suasana yang sangat nyaman dan menyehatkan.

Sangat tepat bila anda mengunjungi kampung ini, disamping banyak wisata alamnya, anda bisa merasakan hawa sejuk pegunungan yang tiada duanya, sangat natural dan masih murni hawa pedesaan yang begitu kental sifat warganya baik kegotongroyongan, saling menghormati, dan tidak banyak hidup konsumtif dengan hura-hura, disaat lembayung senja, warganya lebih senang berada dirumah untuk mengajari anaknya ilmu agama dan pengetahuan  umum, bahkan mereka yang usaha toko makanan dan minuman pun memilih tutup usahanya apabila sudah menjelang magrib tiba hingga paginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun