Mohon tunggu...
Caesy Nurlita
Caesy Nurlita Mohon Tunggu... -

perangkai kata yang biasa-biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pramuka yang Semakin Tidak Terkemuka

14 Agustus 2014   22:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:32 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah kita hari apa yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus di Indonesia ? Hari Pramuka.

Bagi anda-anda yang pernah merasakan menjadi anggota Pramuka, tentulah kata-kata ini pernah menjadi begitu berarti di benak anda. Atau apakah hanya saya seorang yang mengalami bahwa Pramuka pernah begitu berkesan di hati saya ?

Apa kabar Pramuka sekarang ? Terus terang saya tidak melihat ada perayaan meriah terhadap peringatan hari nasional ini. Malah saya sangsi ada yang masih ingat bahwa hari ini adalah hari Pramuka. Saat mengetikkan keyword 'Perayaan Hari Pramuka' di mesin pencari, saya bersyukur ternyata masih ada segelintir pemberitaan semacam ini tentang perayaan hari Pramuka.

Bagi saya, mengingat-ingat tentang masa lalu sebagai anggota Pramuka sungguh menyenangkan. Saya rindu saat-saat menepukkan Tepuk Pramuka, menyanyikan Hymne Pramuka, mendirikan tenda, berkumpul mengelilingi api unggun, berbaris dengan bendera regu masing-masing, saling memasangkan atribut Pramuka, bermain tali-temali, bermain morse, bermain tongkat Pramuka, dan segalanya tentang Pramuka. Walaupun hanya merasakan waktu yang sebentar menjadi anggota Pramuka, tapi saya sungguh mencintai kegiatan Pramuka waktu itu. Saya masih ingat ketika anggota keluarga selalu mengajak saya keluar pada hari Sabtu yang bertepatan dengan hari latihan Pramuka di sekolah, saya memilih untuk tetap mengikuti latihan Pramuka. Bagi saya yang masih anak-anak dulu, kegiatan Pramuka bersama teman-teman dan kakak-kakak pembina jauh lebih menyenangkan daripada jalan-jalan ke pusat perbelanjaan bersama anggota keluarga. Begitupun dengan kegiatan berkemah, Persari, Persami, bahkan Jambore! Tidur di tenda yang banyak nyamuk dengan bau-bau kaki yang silang-sengkarut seakan tidak menghilangkan kenyamanan kami semua untuk tidur dengan pulas.

Ah.. saya rindu saat-saat itu! Saat-saat dimana anak-anak merasa bahagia karena berada dekat dengan alam, karena berada dengan guru yang bisa mereka anggap sebagai kakak, karena disatukan dengan semangat Pramuka yang sama.

Tapi kemana semua itu sekarang ? Kemana anak-anak yang dengan bangganya memakai atribut Pramuka lengkap tanpa melenceng sedikit pun ? Jawabannya cuma satu. Mereka telah tumbuh dewasa. Mereka telah menjadi orang dewasa yang memiliki kehidupannya masing-masing. Dan generasi-generasi penerus yang tersisa sekarang, sudah enggan memahami indahnya kegiatan Pramuka tersebut. Mereka terlena dengan keindahan teknologi dan modernisasi. Bahkan untuk masuk sekolah enam hari dari Senin-Sabtu pun mereka sudah heboh berkicau di berbagai media sosial seperti ini.

Miris, sungguh miris. Bukan karena hari Pramuka yang semakin terlupakan saja, tetapi karena generasi muda zaman sekarang semakin terhanyut dalam arus modernisasi dan globalisasi.

Selamat Hari Pramuka, salam Pramuka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun