Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”. HR. Bukhari & Muslim [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47].
Definisi
1. Iman kepada Allah dan hari akhirat
Definisi ini mencakup keyakinan yang kokoh dan teguh terhadap keberadaan Allah dan keimanan akan adanya hari akhirat. Iman kepada Allah meliputi keyakinan akan keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan segala atribut yang dimiliki-Nya. Sedangkan iman kepada hari akhirat mencakup keyakinan akan kehidupan setelah kematian, perhitungan amal di akhirat, surga, neraka, dan segala aspek yang terkait dengan kehidupan setelah kematian.
2. Berkata baik atau diam
Definisi ini menunjukkan pentingnya memilih kata-kata dengan bijaksana dan menghindari perkataan yang tidak bermanfaat atau merugikan. Ketika seseorang berada dalam situasi di mana perkataan yang diucapkan bisa menimbulkan konflik atau keburukan, diam dianggap sebagai tindakan yang lebih baik. Ini mencerminkan kesadaran akan kekuatan kata-kata dan pentingnya menjaga keselarasan dan ketentraman dalam interaksi sosial.
3. Memuliakan tetangga
Definisi ini menekankan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan tetangga. Memuliakan tetangga mencakup sikap hormat, toleransi, tolong-menolong, dan kepedulian terhadap kebutuhan dan kesejahteraan mereka. Ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan persatuan dalam masyarakat Muslim, serta kesadaran akan pentingnya membangunkomunitasyang harmonis dansaling mendukung.
4. Memuliakan tamu
Definisi ini menunjukkan pentingnya memberikan sambutan hangat dan pelayanan yang baik kepada tamu. Memuliakan tamu mencakup menyambut tamu dengan senyuman, menyediakan makanan dan minuman yang baik, serta memberikan perhatian dan penghormatan kepada mereka. Ini mencerminkan nilai-nilai keramahan, kedermawanan, dan kesediaan untuk berbagi yang menjadi bagian integral dari ajaran Islam .
Pendapat ulama Ibnu Hajar mengungkapkan bahwa hadist di atas bermakan sebuah ucapan ringkas yang padat makna. Semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.
sumber: https://carihadis.com/Syarah_Arbain_Nawawi_Ibnu_Daqiq/15