Mohon tunggu...
Pena Psikologi
Pena Psikologi Mohon Tunggu... -

Bersama Kita Mengembangkan Ilmu Psikologi di Indonesia | @penapsikologi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Jika Kita Bermimpi Buruk?

22 Januari 2014   10:00 Diperbarui: 4 April 2017   16:47 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Winda Hidayati

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Tidur merupakan salah satu kebutuhan biologis manusia. Tidur seharusnya menjadi salah satu situasi transisi dari keterjagaan (alam sadar) menuju alam ketidak sadaran, yang nyaman, segar saat kita kembali sadar atau terbangun dari tidur. Apalagi saat kita tidur dibubuhi dengan mimpi-mimpi indah sebagai bunga tidur, tentunya saat kita terbangun akan terasa lebih segar. Tetapi bagaimana hal tersebut ternyata terjadi sebaliknya? Waktu istirahat (tidur) kita justru dihinggapi dengan mimpi buruk. Ketika kita terbangun karena mimpi buruk tersebut, kita akan merasakan dampaknya terhadap tubuh kita, seperti jantung berdetak cepat dan bahkan mungkin sampai keringat dingin. Sebagai manusia normal dengan segudang pengalaman dan cerita, tentu kita pernah mengalami mimpi buruk. Lantas, ketika memperoleh mimpi buruk, “Bagaimana kita menyikapi dan mengatasi mimpi buruk tersebut?”

Nah, saya mau berbagi sedikit ilmu yang saya terima selama saya mengampu mata kuliah Psikologi Mimpi. Mimpi merupakan suatu visualisasi yang dihantarkan ke dalam dimensi ketidaksadaran seseorang dari percikan-percikan pengalaman dan aktivitas selama orang tersebut dalam keadaan terjaga atau sadar. secara awam, kebanyakan orang tahu mimpi itu terdiri dari mimpi baik dan mimpi buruk. Sebenarnya mimpi tersebut baru dapat dikatakan baik atau buruk itu berdasarkan kejadian atau realisasi yang akan terjadi setelah mengalami mimpi tersebut.

Mimpi buruk adalah mimpi yang memvisualisasikan suatu peristiwa atau gambaran yang tidak menyenangkan, menakutkan, kekacauan yang dapat memberikan efek pada fisik, psikis, dan spiritual orang yang mengalami mimpi tersebut. Lalu, kenapa kita bisa mimpi buruk? Dari manakah datangnya?

Pertama, mimpi buruk berasal dari setan. Setan dengan sengaja meghadirkan gambaran-gambaran yang menakutkan. Bahkan sampai hati, setan-setan itu membuat mimpi yang hampir benar-benar menyerupai kejadian yang sesungguhnya. Sehingga membuat orang yang memimpikannya menjadi cemas, takut bahkan bisa sampai pada keputus asaan.

Kedua, mimpi buruk bisa muncul ketika kondisi fisik kita memang sedang tidak sehat. Terakhir, mimpi buruk bisa dikarenakan kondisi psikologis kita yang sedang terganggu, misalnya saja saat kita sedang stress dengan segudang permasalahan. Penyebab timbulnya mimpi buruk sampai benar-benar mimpi buruk tersebut muncul bisa kita cegah dan atasi dengan beberapa cara, sebagai berikut:

Pertama: Berdoa sebelum tidur, sebagai umat beragama tentu ada yang kita yakini sebagai kekuatan terbesar yang dapat kita gantungkan untuk memohon pertolongan dan perlindungan dari godaan syetan yang dapat mengganggu kita kapan saja. Berdoa merupakan ritual umum yang sudah biasa orang lakukan.

Kedua: Membaca beberapa Surat Al-Quran. Selain membaca doa, Rasulullah pernah menganjurkan untuk membaca surat Al-Ikhlas, Al-‘Alaq dan An-Nas kemudian dilanjutkan dengan membaca ayat Kursi, yang diyakini dapat menjaga kita dari gangguan-gangguan jahat atau negatif dari “luar” selama kita sedang terlelap.

Ketiga: Menjaga kebersihan sebelum tidur. Kebersihan diri dan kebersihan tempat tidur juga perlu diperhatikan. Kebersihan diri seperti menggosok gigi, mencuci muka, kaki, lebih bagus lagi jika ditambah dengan berwudu itu membuat diri kita terasa fresh, otak jadi rileks. Kemudian membersihkan tempat tidur, seperti yang dicontohkan Rasul, sebelum tidur Rasul mem. Kebersihan itu kaitannya dengan kenyamanan, jika kita tidak memperhatikan kebersihan, akan ada kemungkinan timbulnya mimpi buruk karena kondisi fisik kita yang tidak nyaman.

Keempat: Menonton acara TV yang seru atau lucu, membaca buku yang lucu, mendengarkan musik klasik atau lagu favorit sebelum tidur. Beberapa kegiatan tersebut guna membantu ketenangan dan kesejahteraan psikis kita dari berbagai aktivitas selama seharian. Yaa, sebagai penutup dengan aktivitas hiburan sebelum kita tidur. Dengan begitu, saat kita ingin tidur sedang tidak dibebani dengan pikiran-pikiran yang mengganjal. Sama seperti yang telah dijelaskan, bahwa salah satu penyebab munculnya mimpi buruk adalah kondisi psikis.

Kelima: Istigafar. Jika kita terbangun karena mimpi buruk, hendaklah meminta penenangan dari Allah Azza Wa Jalla. Salah satu kelebihan dari beristighfar adalah diberikan pelepasan oleh Allah SWT daripada segala masalah.

Keenam: Tidak menceritakan kepada orang lain setelah mimpi buruk. Orang yang mengalami mimpi buruk dianjurkan untuk tidak menceritakan mimpi buruk tersebut pada orang lain, agar setan tidak merasa senang, puas karena kita yang larut dalam mimpi tersebut yang diciptakannya itu. Selain itu juga agar memutuskan hubungan orang yang memimpikannya dengan mimpi buruk tersebut. Dengan begitu, cerita mimpi buruk tersebut tidak berkelanjutan dan kita tidak terus-terus memikirkannya. Sehingga dengan sendirinya

Mimpi tidak selalu buruk dan juga tidak selalu benar. Sebagai manusia yang berakal, kita bisa membuka lagi pikiran kita untuk memandang mimpi dari sudut lain, misalnya saja mimpi orangtua dirumah sedang sakit keras (mimpi anak perantuan). Nah, mimpi tersebut bisa kita maknai sebagai peringatan untuk tetap ingat dengan orangtua meskipun terpisahkan oleh jarak dan waktu, ingat di rumah orangtua menanti harapan dari kita yang merantau untuk menuntut ilmu, kita perlu menjaga diri untuk kebahagiaan mereka dan masih banyak lagi makna-makna positif lainnya yang tidak lantas serta merta kita cemas tanpa ada koreksi diri. Karena bisa jadi mimpi muncul karena perilaku kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun