Mohon tunggu...
Rahmat Ars
Rahmat Ars Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

The New World Order

10 Oktober 2015   18:43 Diperbarui: 10 Oktober 2015   18:46 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tatanan dunia baru, bagi penggemar teori konspirasi lebih identik dengan upaya kelompok freemason untuk menciptakan dunia yang hanya dipimpin oleh satu kekuasaan tunggal.

Hal ini sepertinya tidak akan terwujud dalam waktu dekat. Jika pada akhir dekade 90 an Uni Sovyet runtuh praktis menjadikan Amerika sebagai kekuatan militer dan ekonomi yang menguasai dunia. Amerika hampir tidak tersentuh sama sekali. Menikmati posisi puncak dan dengan sesuka hati mendikte negara lain. Bahkan Indonesia tidak luput dari intrik dan dikte dari Amerika.

Saat ini situasinya jauh lebih berbeda, bahkan sedikit kompleks dan variatif dengan kehadiran China. Kekuatan militer Amerika memang yang terbesar di dunia, namun perlu diingat Russia semakin mempersempit kesenjangan teknologi dengan Amerika. Kekuatan ekonomi Amerika memang yang terbesar tapi dapat dikatakan "palsu" dan rapuh. Amerika memiliki terlalu banyak utang dan rasio pengeluaran/ belanja lebih besar dari penghasilannya. Bahkan banyak prediksi yang menyebutkan dalam kurun sekitar satu dekade China bisa menggantikan posisi Amerika sebagai kekuatan ekonomi global.

New Worl Order, ya tatanan dunia baru, namun berganti maksud, bukan dunia di bawah kekuasaan satu pemerintahan tunggal melainkan, perubahan tatanan dunia, pergeseran kekuasaan dan kekuatan dunia, dari teater Amerika dan Eropa Barat bergeser ke Asia Pasifik.

Beruang (Rusia) bangun dari hibernasinya, mengaum dan menunjukan cakarnya. Teater perang Suriah yang selama 2 tahun di bawah bayang-bayang Amerika mampu dihapus Rusia dalam waktu hanya satu minggu. Rusia dengan sesuka hati mengintimidasi Amerika manjatuhkan bom pada kelompok pemberontak yang dilatih Amerika. Mengintimidasi anggota Nato, melanggar zona udara Turki namun ketika diintersep justru pesawat Turki yang dilock oleh Rusia, bukan dalam waktu yang singkat melainkan hampir 5 menit, artinya dalam rentang waktu tersebut hanya jari pilot Rusia yang mencegah kehancuran pesawat Turki. 

Australia bahkan memutuskan menghentikan sementara operasi mereka di Suriah demi menghindari kontak dengan Rusia. Amerika menarik kapal induknya dari teluk persia serta mengurangi jam terbang pesawat mereka. 

Tanpa peringatan awal meluncurkan misil dari laut Kaspia, menempu jarak 1.500 km dan menghantam target di Suriah. Rusia seolah ingin menunjukkan bahwa militer mereka memiliki jangkauan tak terbatas.

Tindakan Rusia membuat panik Arab Saudi yang menjadi pendukung utama ISIS, kelompok pemberontak yang sering mengupload aksi penggal, mutilasi, dan penyiksaan di media sosial. Segera ulama-ulama Saudi menandatangani fatwa yang menyeru pada jihad melawan Rusia. 

Apapun yang terjadi moga pihak bertikai tidak mengabaikan kemanusiaan, tidak melibatkan dan menjadikan warga sipil sebagai korban aksi militer. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun