Mohon tunggu...
Nazilatul Lailiyah
Nazilatul Lailiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konsisten dalam segala hal baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PERGESERAN HADIS DI MEDIA SOSIAL: Kajian Mediatisasi Hadis di Indonesia

21 September 2024   19:43 Diperbarui: 21 September 2024   19:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era global yang penuh dengan berita yang disuguhkan dalam bentuk digital Kembali di sebar luaskan lagi hadist hadist yang awalnya hanya tertulis dalam kitab kitab yang tidak banyak bagi orang yang membaca karena rasa malas yang menjalar dalam tubuh mereka. Kini pada masa sekarang hadist hadist disajikan dalam bentuk benuk konten yang menarik seperti disajikan dalam video ataupun kata kata singkat dalam sebuah konten dakwah digital, dengan tujuan agar penonton merasa tertarik untuk menonton hadist tersebut. Apalagi dipadukan dengan music religi yang menambah gairah viewers untuk menonton konten islam yang berpadukan hadist didalamnya.

Tidak hanya pada konten konten video, kini hadist disediakan dalam bentuk software softwere yang berbentuk 'pdf' yang menyajikan dalam bentuk Bahasa Bahasa yang ada seperti terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa arab yang memudahkan pembacanya dalam membaca. kitab digital tersebut tanpa harus membawa kitabnya yang tebal dan berat. Seperti software maktabah syamilah, lidwa pusaka ensiklopedia hadis kitab 9 imam dan jawami' al-kalim Perkembangan ini tidak hanya terbatas pada era elektronik, tetapi juga telah meluas ke dalam domain online dengan adanya situs-situs web seperti sunnah.com, hadits.site, dan carihadis.com, yang memberikan kemudahan dan kemajuan yang signifikan dalam studi hadis. Ketergantungan pada gawai dan fitur-fitur media sosial ini telah memberikan dampak yang signifikan pada cara hadis disebarkan dan dipahami oleh masyarakat.

Media sosial menjadi cara baru untuk Masyarakat dalam mencari hadis, karena berkembangnya gadget/ gawai lebih memudahkan dan lebih efektif dalam mencari suatu hadist di platform hadis hadis tersebut. Gelar ulama dalam media sosial adalah sebagai rujukan dalam mencari hadist dan tak jarang adalah memiliki pengikut yang banyak karena merupakan orang berpengaruh yang pintar dalam beretorika dan banyak gasasan dan ilmu pengetahuannya. Ada tiga platform media sosial yang berperan aktif dalam proses mediatisasi hadis yaitu Instagram, Tiktok, dan Twitter. 

1.Instagram 

New trends in mediatisasi hadis di media sosial adalah keautentikan hadis berasalh dari Nabi, terdapat akun yang berusaha untuk memberikan hadis shahih dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya, tidak terdakwah dan tidak jarang didapatkan akun yang menggunakan konten hadis sebagai media bisnis.

2.Tiktok

TikTok, sebuah platform media sosial, menawarkan pendekatan genre sederhana untuk membuat video yang unik dan menarik. Pengguna dapat membuat berbagai video dengan berbagai filter dan musik sebagai sumber inspirasi. Aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk membuat video dengan lebih mendalam, menyoroti pentingnya informasi dan media dalam berbagi hadis.

3.Twitter/X

Twitter adalah media dakwah yang digandrungi anak muda, berbeda dengan Instagram, Youtube, dan TikTok, yang berbeda video atau gambar. Netizen dapat menanggapi unggahan seseorang dan mencarian hadis dengan tema tertentu.

 Netizen berperan penting untuk menjadikan konten di media sosial menjadi viral. Konten terdiri dari berulang oleh netizen, dilihat jumlah pengunjung, banyak jumlah pengguna, postingan tersebut, dan nilai share. Peran netizen menviralkan konten adalah empat hal, mengakses, like, komentar, dan membagikan ulang. 

 Mediatisasi hadis di media sosial tidak dapat lepas organisasi atau kelompok dan tujuan dari pemilik akun. Tujuan dan maksud tersebut mempengaruhi fungsi mediatisasi hadis, yaitu: (1) media propaganda; (2) pengingkaran sebuah tren; (3) pendukung Gerakan; (4) ideologi kegamaan; (5) pemengaruh politik; (6) respon terhadap isu atau fenomena; (7) ideologi organisasi atau kelompok. Konten hadis di media sosial berfungsi teks, gambar, audio, dan video.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun