Mohon tunggu...
Pena Likurai
Pena Likurai Mohon Tunggu... Guru - Media Ayat-Ayat Kehidupan

Menulis adalah abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kata Ketika Ombak Menjamu Senja

10 April 2020   18:16 Diperbarui: 10 April 2020   18:14 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kepakan sayap-sayap burung melintas mengantar buku usang hari ini
sesekali mengecup deru ombak seakan haus oleh penantian
sedang ranting-ranting sepi menatap cumbuan itu
tanpa sepatah katapun pada perjalanan senja
dan semilir angin mengekal jadi dingin
di antara celah-celah yang menganga menanti pelukan

anak-anak nelayan bertelanjang dada dengan segulung tali di genggamannya
mencari jejak kepergian layang-layangnya
dengan mengusap butir-butir yang menghiasi selokan pipinya

mungkin ia akan mengadu pada matahari
biar cepat menggenggam malam ini untuk menyudahi ceritanya
dan akan ia katakan pada bakau rimbun
bahkan pada angin darat maupun laut
bahwa rinduku akan menumbuhkan nurani-nurani yang tumbuh di atas batu karang itu

Batas Kota, 10 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun