Mohon tunggu...
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ Mohon Tunggu... Mahasiswa - ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Pembelian Jet Tempur Su-35 oleh Iran dari Rusia Jadi Sorotan Dunia?

29 Januari 2025   14:46 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jet Tempur Su-35 (Sumber: Flickr/Navneet Yadav via Sputniknews) 

Pembelian jet tempur Su-35 oleh Iran dari Rusia harus dipahami dalam kerangka hukum internasional, terutama berkaitan dengan sanksi yang diterapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa. Sanksi-sanksi ini dirancang untuk membatasi kemampuan Iran dalam mengembangkan program nuklir dan militernya serta mencegah proliferasi senjata canggih. Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 (2015), yang mengakhiri sanksi nuklir Iran setelah kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015, tetap membatasi transfer teknologi dan persenjataan tertentu ke Iran. Pasal 2 ayat 1 menyatakan: "Semua Negara harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah transfer teknologi, pelatihan, atau bantuan finansial yang berkaitan dengan aktivitas nuklir Iran yang tidak sesuai dengan JCPOA." Walaupun jet tempur Su-35 tidak disebutkan secara eksplisit, teknologi canggih seperti ini dapat dianggap sebagai bagian dari rezim sanksi jika terkait dengan peningkatan kapabilitas militer Iran. Berdasarkan Undang-Undang Sanksi Iran (Iran Sanctions Act), AS memberlakukan sanksi terhadap entitas yang terlibat dalam transfer teknologi militer ke Iran. Pasal 5(a) menyatakan: "Presiden dapat memberlakukan sanksi terhadap setiap orang yang terlibat dalam transfer teknologi atau barang yang berkontribusi pada kemampuan nuklir, militer, atau rudal balistik Iran." Rusia, sebagai pengekspor Su-35, dapat menghadapi sanksi sekunder dari AS jika melanggar rezim sanksi ini. Uni Eropa juga memberlakukan sanksi serupa terhadap Iran, termasuk larangan transfer teknologi militer. Pasal 2(1)(b) dari Regulasi UE No 267/2012 menyatakan: "Dilarang menyediakan, menjual, atau mentransfer teknologi atau barang yang dapat berkontribusi pada program nuklir atau militer Iran."

Pembelian Su-35 oleh Iran dari Rusia melibatkan aspek hukum kontrak internasional dan transfer teknologi, yang biasanya mencakup klausul kerahasiaan, hak produksi dalam negeri, dan pembatasan penggunaan. Iran berminat untuk memperoleh hak produksi dalam negeri untuk jet tempur Su-35, yang dapat diatur melalui perjanjian lisensi teknologi antara Rusia dan Iran. Namun, transfer teknologi seperti ini bisa melanggar rezim sanksi internasional, terutama jika teknologi tersebut digunakan untuk meningkatkan kapabilitas militer Iran. Kontrak pembelian Su-35 mungkin mencakup klausul pembatasan penggunaan pesawat hanya untuk tujuan defensif. Namun, pernyataan Brigadir Jenderal Ali Shadmani yang mengancam Israel dengan rudal Iran dapat dianggap sebagai penggunaan ofensif, yang berpotensi melanggar ketentuan kontrak tersebut.

Jet tempur Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dirancang oleh Sukhoi, Rusia, dengan kemampuan tempur yang sangat canggih. Pesawat ini dilengkapi dengan sistem avionik mutakhir, termasuk radar Irbis-E yang dapat mendeteksi target hingga jarak 400 km, serta teknologi electronic countermeasures (ECM) yang berfungsi untuk mengelabui radar musuh. Sistem propulsi pesawat ini menggunakan mesin turbofan Saturn AL-41F1S dengan thrust vectoring yang memungkinkan manuverabilitas tinggi dan efisiensi konsumsi bahan bakar, sehingga meningkatkan jangkauan operasional. Dalam hal persenjataan, Su-35 mampu membawa berbagai jenis senjata seperti rudal udara-ke-udara R-77 dan R-73, bom berpandu laser, serta kanon internal GSh-30-1 untuk pertempuran jarak dekat.

Pembelian Su-35 oleh Iran dari Rusia memiliki implikasi strategis yang sangat penting bagi keamanan regional, terutama di Timur Tengah. Dengan kemampuan tempurnya yang canggih, Su-35 dapat meningkatkan kekuatan deterensi Iran terhadap Israel, meskipun ini berpotensi memicu perlombaan senjata di kawasan tersebut, dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meningkatkan akuisisi persenjataan mereka. Kesepakatan ini juga memperkuat pengaruh Rusia di Timur Tengah, dengan Moskow mengekspor teknologi militer canggih ke negara-negara seperti Iran dan Suriah, yang pada gilirannya dapat mengubah dinamika kekuatan regional, menjadikan Rusia sebagai pemain kunci dalam konflik di kawasan ini.

Pembelian jet tempur Su-35 oleh Iran dari Rusia merupakan langkah strategis yang membawa implikasi hukum, teknis, dan keamanan yang kompleks. Dari sisi hukum, kesepakatan ini dapat berpotensi melanggar rezim sanksi internasional yang diberlakukan oleh PBB, AS, dan UE. Secara teknis, Su-35 adalah pesawat tempur canggih yang secara signifikan dapat meningkatkan kapabilitas militer Iran. Namun, dari sisi strategis, pembelian ini dapat menyebabkan ketidakstabilan regional, terutama dalam hubungan antara Iran dan Israel. Oleh karena itu, penting bagi komunitas internasional untuk memantau secara ketat pembelian ini guna memastikan tidak terjadinya pelanggaran terhadap rezim sanksi dan penggunaan pesawat ini sesuai dengan kerangka hukum internasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun