Perdebatan mengenai keunggulan peradaban Barat dalam sejarah tidak hanya terkait dengan masalah ras atau genetik, seperti yang diyakini sebagian orang di masa lalu, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih kompleks. Keunggulan peradaban Barat didorong oleh dinamika sejarah, kondisi geografis, kompetisi militer, dan inovasi teknologi, bukan oleh faktor ras. Pendekatan hukum dan sejarah dalam menjelaskan dominasi peradaban Barat dapat dilihat dari perspektif geopolitik, ekonomi, dan kebijakan negara yang berperan dalam membentuk hegemoni global.
Dilihat dari perspektif hukum internasional dan geopolitik, dominasi peradaban Barat, khususnya setelah era kolonialisme, sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi dan kebijakan ekspansi yang didukung oleh militerisasi dan teknologi. Meski Pasal 2(4) Piagam PBB mengharuskan semua anggota untuk menjauhi ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara lain, sejarah kolonialisme Eropa justru menunjukkan sebaliknya. Pada abad ke-15 hingga ke-19, kekuatan militer sering digunakan untuk mendominasi negara lain demi kepentingan ekonomi dan politik.
Dalam penelitiannya, Philip Hoffman berpendapat bahwa salah satu alasan utama peradaban Barat menjadi lebih maju adalah karena sejarah perang yang intens di Eropa. Eropa, sebagai benua yang sering berperang, mengembangkan inovasi militer dan teknologi lebih cepat. Misalnya, pengembangan senjata api dari bubuk mesiu yang ditemukan di Tiongkok diadaptasi oleh peradaban Barat untuk tujuan perang. Ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi sering kali didorong oleh kebutuhan untuk mendominasi secara militer, bukan karena keunggulan genetik atau intelektual.
Peradaban Barat tampak lebih maju karena sistem politik dan ekonomi yang berkembang setelah era Renaisans dan Pencerahan. Demokrasi liberal dan kapitalisme menjadi faktor utama yang memungkinkan Barat untuk tumbuh dan berkembang pesat. Undang-undang tentang hak asasi manusia dan kebebasan politik, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, menyediakan landasan hukum bagi masyarakat yang menghargai kebebasan individu dan inovasi ekonomi, yang mendorong kemajuan utama di Barat.
Namun, penting untuk diingat bahwa peradaban lain, seperti Tiongkok dan India, juga memiliki sejarah panjang dalam hal kemajuan ekonomi dan teknologi. Misalnya, pada abad ke-18, Tiongkok memiliki ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi Barat tidak disebabkan oleh superioritas bawaan, melainkan karena serangkaian faktor geopolitik, sejarah, dan ekonomi yang kompleks.
Tidak ada dasar ilmiah atau hukum yang mendukung klaim bahwa ras atau genetika menentukan kemajuan suatu peradaban. Penelitian oleh Noah Rosenberg menunjukkan bahwa perbedaan ras tidak signifikan dalam menentukan variasi genetik manusia yang berkaitan dengan kecerdasan atau kemampuan teknis. Oleh karena itu, anggapan bahwa peradaban Barat lebih maju karena alasan rasial tidak berdasar.
Kesimpulannya, kemajuan peradaban Barat dihasilkan dari faktor sejarah yang kompleks seperti kompetisi militer yang intens, inovasi teknologi yang digerakkan oleh kebutuhan ekspansi, serta pengembangan sistem politik dan ekonomi yang mendukung kebebasan individu dan inovasi. Semua ini menunjukkan bahwa keunggulan peradaban Barat merupakan hasil interaksi berbagai faktor sejarah, bukan keunggulan rasial atau genetik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H