Dua Belas Rabiul Awal
Ketika gemuruh gajah-gajah perkasa
Di bawah komando sang raja serakah
"Hancurkan itu bangunan  kubus tak berguna
Dia membuat kotaku sunyi tanpa makna"
Demikian titah sang penguasa keserakahan
"Lahirlah kau," demikian titah sabda itu
Sabda dari sang Maha Cahaya
Demikianlah, maka sabda adalah titah
Dan titah menjadi nyata
Dan alam menyambut datangnya
Ketika gemintang menambah cahayanya
Dan alam memerdukan nada simfoninya
"Selamat datang Sang Surya
Selamat datang Sang Rembulan"
Berjarak empat puluh tahun
Sabda itu datang lagi
"Bacalah" suara menggema
Di kelenganan gua hira
"Aku tak bisa membaca"
Gemetar dia berkata
"Bacalah dengan nama-KU
Tuhanmu yang menciptakanmu
Manusia dari segumpal darah"
Dan jadilah dia
Dengan bermodal sabda "Baca"
Baca yang menjelma cahaya
Surya dan rembulan
Menerangi hati dan otak
Dari semua yang percaya
Terangi dengan cahaya
Otak dan hati manusia
Dari berhala Latta Uzza
Yang bisa datang dalam segala bentuk
Demikianlah cahaya itu
Terus bersinar sepanjang waktu
Sesuai sabda dari sang Maha Satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H