Sabtu (28/5/2022), Muslimah Wahda Islamiyah (MWI) Pusat Dapertemen Media Informasi dan Dokumentasi (Medkominfo) mengelar sekolah jurnalis kepada kader jurnalistik Muslimah Wahda seluruh Indonesia dengan total peserta 49 kader, kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga bulan secara vitual zoom atau online dalam jaringan dengan target satu kali pertemuan sepekan. Dalam sekolah jurnalis ini diharapkan dapat melahirkan SDM unggul di bidang literasi serta kererampilan dalam bidang media dan komunikasi dakwah.
Dalam pertemuan kedua hari Sabtu, (4/6/2022) Medkominfo mengangkat materi Teknik Wawancara dan Reportase yang menghadirkan pemateri dari Herald Indonesia. Pertemuan kedua dibuka dengan perkenalan dari pemateri dan penanaman perspektif kepada peserta mengenai teknik wawancara dan reportase yang baik menjadi salah satu syarat pembuatan berita yang akurat.
Reporter Herald Indonesia yang juga pemateri, Ibnu Kasir menjelaskan jika berbicara tentang ilmu jurnalistik maka seorang jurnalis harus memahami teknik melakukan wawancara dan reportase dalam mengumpulkan data dan fakta suatu berita.
"Bagaimana kita bisa membuat tulisan yang baik kalau misalkan dalam proses mencari atau mengumpulkan data suatu berita itu tidak kita pahami, makanya sebelum jauh terjun ke dunia jurnalistik kita harus memahami teknik wawancara dan reposrtase yang baik, " ujarnya. Ibnu juga mengatakan bahwa tulisan yang berkualitas adalah tulisan yang mengunakan data-data.
Jurnalis dituntut untuk bekerja secara akurat dan memuat data serta fakta dalam pembuatan berita, maka dalam meteri yang dibawakan dijelaskan tentang Sistem Reportase dan Teknik Wawancara  yang perlu dipahami lebih lanjut oleh kader jurnalis MWI Pusat untuk menghasilkan tulisan yang mampu dipertanggungjawabkan.
"Empat Hal yang harus Diperhatikan saat Liputan," menjadi salah satu point menarik dari isi materi, dimana seorang jurnalis tetap memperhatikan kode etik jurnalistik, kejujuran, bersikap adil, dan melakukan riset kembali sebelum mengirimkan berita.
Sebelum ditutupnya materi, Ibnu memberikan kesimpulan bahwa menjadi jurnalis bisa dari mana saja asal ada kemauan dan keinginan menulis dan selain ilmu, akhak juga penting bagi jurnalis, ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H