Mohon tunggu...
Pena Fajar
Pena Fajar Mohon Tunggu... Lainnya - konon katanya pena itu lebih tajam dari pedang

sang penikmat fajar buka penikmat senja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona dan Fanatisme Agama

15 Maret 2020   22:11 Diperbarui: 15 Maret 2020   22:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa saya memberi judul seperti itu? tak usah berpanjang lebar akan saya sampaikan secara ringkas.

Corona, Asal pertama virus ini berasal dari China apa yang pertama kali terpikirkan? YA tentu saja muslim ughyur. Sebagaimana yang tersebar bahwa Ughyur ditindas oleh pemerintah China sendiri. dan asal dari virus ini dari hewan- hewan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat wuhan seperti kelelawar.

Di dalam Islam memakan kelelawar itu haram hukumnya karena kelelawar merupakan hewan bertaring. dan dari sinilah mulai banyak sekali ustad- ustad online. yah saya akui bahwa saya memang dan harus mengakui bahwa islam merupakan agama yang paling benar.

Tapi, disini yang paling tidak saya sukai adalah komentar- komentar overproud mengenai ajaran islam. seperti anjuran untuk berwudhu, larangan- larangan memakan hewan- hewan tertentu dan paling parah adalah komentar ini adalah azab dari allah akibat membunuh muslim Ughyur.

Padahal Corona masih saudaraan kan dengan virus MERS yang mewabah di Timur Tengah lalu apa yang mereka bilang? ini adalah ujian dari Allah Swt.  menurut saya komentar- komentar ini malah seperti memojokan Islam bukan agama yang toleran. Harusnya kita memandang hal ini netral mengapa? toh di Wuhan juga terdapat saudara kita sesama muslim, terdapat saudara kita sesama bangsa Indonesia yang sedang menuntut ilmu.

Lihat apa yang terjadi pada Indonesia sekarang? Corona mulai merebak bahkan bisa saja sudah sangat tersebar tapi kita tidak mengetahuinya siapa yang tahu? toh respon pemerintah dalam menanggapi hal ini sangat lamban bahkan cenderung meremehkan.

Lalu, apakah kita ini diazab karena mengecap orang yang kesusahan? enggan membantu bahkan menolak saudara kita yang berasal dari China? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun