Dan ketika 'ku sadar kau adalah lautan,Â
aku memilihmu dan mulai berlayar.
Bahkan langit yang kutinggalkan pun cemburu dan menghukumku dengan melubangi perahuku.
Langit berbisik kepadaku bahwa itu adalah kematian.Â
Namun bagaimana bisa aku takut? Jika air yang memelukku adalah kamu.
Untukmu aku berenang, demimu aku menyelam, dan karenamu aku tenggelam.
.
.
.
.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!