Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menguliti Janji

13 April 2024   05:22 Diperbarui: 13 April 2024   05:23 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: is IStock 612x344

Menguliti Janji
Oleh: Penadebu

Hamparan waktu, janji terbentang,
Seperti kulit menutupi daging,
Janji, sebuah jalinan, terikat erat,
Sebagaimana kulit melindungi hati.

Namun seperti kulit terkelupas,
Janji pun terluka oleh waktu,
Berpisah dari esensi yang dijanjikan,
Kulit terlepas dari daging.

Janji, analogi yang menguliti,
Mengungkap makna di balik kedalaman,
Bagaikan kulit yang menjelma perpisahan,
Menyisakan luka dan kenangan di dalamnya.

Di antara kulit dan daging yang terbuka,
Ada kekuatan janji yang tak terpadamkan,
Sebagai cermin jiwa yang tetap bersinar,
Meskipun kulit terkoyak oleh waktu.

Di kehidupan, janji bagai benih,
Ditanam dengan harapan dan keyakinan,
Tumbuh subur di tanah kesetiaan dan kejujuran,
Sebagaimana tanaman berkembang di matahari.

Seperti dedaunan layu oleh musim gugur,
Janji pun bisa layu oleh cobaan dan godaan,
Meninggalkan rasa kecewa dan hampa,
Sebagaimana dedaunan gugur dari rantingnya.

Janji, sebuah analogi  mengurai,
Mengungkap rahasia di balik setiap awalan,
Bagaikan tanaman mewarnai kehidupan,
Menyisakan jejak dan pelajaran di perjalanan.

Di antara dedaunan yang berguguran,
Ada kekuatan janji yang terus berkobar,
Sebagai api menyala di dalam hati,
Meskipun terhembus angin badai yang datang.

Babulu, 13 April 2024
#Penadebu-Puisi Bebas-Menguliti Janji
#Sastra Indonesia
#Puisi
#@Kompasiana.com
#@Semua Orang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun