Menguliti Janji
Oleh: Penadebu
Hamparan waktu, janji terbentang,
Seperti kulit menutupi daging,
Janji, sebuah jalinan, terikat erat,
Sebagaimana kulit melindungi hati.
Namun seperti kulit terkelupas,
Janji pun terluka oleh waktu,
Berpisah dari esensi yang dijanjikan,
Kulit terlepas dari daging.
Janji, analogi yang menguliti,
Mengungkap makna di balik kedalaman,
Bagaikan kulit yang menjelma perpisahan,
Menyisakan luka dan kenangan di dalamnya.
Di antara kulit dan daging yang terbuka,
Ada kekuatan janji yang tak terpadamkan,
Sebagai cermin jiwa yang tetap bersinar,
Meskipun kulit terkoyak oleh waktu.
Di kehidupan, janji bagai benih,
Ditanam dengan harapan dan keyakinan,
Tumbuh subur di tanah kesetiaan dan kejujuran,
Sebagaimana tanaman berkembang di matahari.
Seperti dedaunan layu oleh musim gugur,
Janji pun bisa layu oleh cobaan dan godaan,
Meninggalkan rasa kecewa dan hampa,
Sebagaimana dedaunan gugur dari rantingnya.
Janji, sebuah analogi  mengurai,
Mengungkap rahasia di balik setiap awalan,
Bagaikan tanaman mewarnai kehidupan,
Menyisakan jejak dan pelajaran di perjalanan.
Di antara dedaunan yang berguguran,
Ada kekuatan janji yang terus berkobar,
Sebagai api menyala di dalam hati,
Meskipun terhembus angin badai yang datang.
Babulu, 13 April 2024
#Penadebu-Puisi Bebas-Menguliti Janji
#Sastra Indonesia
#Puisi
#@Kompasiana.com
#@Semua Orang