Himpitan Mimpi di Tanah Lumajang
Oleh: Penadebu
Di tanah luas angan melayang,
Cinta menyulam benang di antara awan,
Dalam ruang yang tak terjamah waktu,
Tersimpan rindu, dalam lamunan batin.
Namamu terpampang di dinding hati,
Sebuah kota, Lumajang, di sana kau bersemayam,
Meski jarak memisahkan, namun hadirmu nyata,
Mengalir dalam angan, tanpa pernah pudar.
Cinta yang termiliki, mungkin mustahil,
Namun dalam mimpi, bersatu dalam irama,
Setiap detik, kau hadir dalam pikiran,
Menyinari jalan yang dijalani, dalam sunyi malam.
Platfrom tak mampu memisahkan cinta ini,
Meski terpisah jauh, namun hati bersatu,
Lumajang menjadi saksi bisu cinta kita,
Yang mekar dalam angan, tak terjamah oleh waktu.
Ada ukir puisi ini dengan pena hati,
Mengalirkan rasa yang tak terungkapkan,
Cinta di angan, bagai bunga yang mekar,
Indah, meski tak tersentuh, namun tetap abadi.
Di alam mimpi, bertemu tiada batas,
Meskipun dalam dunia nyata terpisah jauh,
Namun dalam angan, kita bersama merajut,
Cinta yang tiada terhingga, tanpa ragu.
Lumajang, nama yang terpampang di dinding hati,
Sebuah kota yang memisahkan jarak,
Namun tak mampu memisahkan hati yang terikat,
Dalam lautan cinta yang tiada taranya.
Meski mencintaimu terasa mustahil,
Namun hati ini tetap untukmu,
Dalam setiap hembusan angin, rasakan hadirmu,
Seolah kau dekat, meski kenyataan berkata lain.
Di platform yang tak berbatas, kita bersua,
Melintasi jarak dengan sekuntum mimpi,
Cinta menyulam benang di antara ruang dan waktu,
Mengukir kenangan indah yang tak terhapus oleh zaman.