Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Sastra Akhir Tahun (Bersama Sutardji Calzoum Bachri)

26 Desember 2023   05:37 Diperbarui: 26 Desember 2023   07:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plakat undangan Refleksi dengan latar puisi Sutardji -Dokpri

Menyerahlah pada kedalaman airmata kami.

....

Acara ditutup dengan penuh kehangatan, melibatkan saling bertukar sapa antara sesama sastrawan. Pesan untuk terus mengisi kemajuan bangsa lewat kata-kata menjadi penegasan bahwa sastra memiliki peran strategis dalam pembangunan intelektual dan budaya masyarakat.

Harapan untuk adanya penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra menjadi dorongan bagi para penyair untuk terus berkarya dengan semangat dan dedikasi. Semangat tersebut diakhiri dengan salam sastra, sebuah ungkapan yang mencerminkan kebersamaan dan persatuan di antara para penggiat sastra.

Refleksi Sastra Akhir Tahun ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga menjadi panggung untuk merayakan keberagaman dan kekayaan sastra Indonesia. Dengan dialog yang membangun, acara ini memberikan inspirasi dan semangat bagi para penikmat sastra serta menyemai harapan untuk masa depan sastra Indonesia yang lebih gemilang.

Melalui refleksi ini, Sutardji Calzoum Bachri dan para penyair Nusantara lainnya memberikan wawasan yang berharga tentang peran sastra dalam menggambarkan identitas budaya dan sosial bangsa. Pernyataan Sutardji tentang kebebasan berekspresi tanpa kendali, namun tetap membutuhkan kurasi ketat, mencerminkan upaya untuk menjaga kualitas sastra di tengah arus kreativitas yang terus berkembang.

Moderator Viefa juga berperan penting dalam mengarahkan diskusi dan memastikan semua sudut pandang mendapat sorotan. Keterlibatan beberapa penyair Nusantara lainnya menambah keberagaman perspektif, menciptakan suasana diskusi yang dinamis dan kaya akan ide.

Puncak acara yang ditandai dengan saling bertukar sapa antar sesama sastrawan menggambarkan solidaritas di antara komunitas sastra. Pesan untuk terus mengisi kemajuan bangsa lewat kata-kata menciptakan momentum untuk merenung tentang peran sastra dalam membangun kesadaran dan kepribadian nasional.

Harapan akan penghargaan sebagai penyemangat bagi para penulis dan penyair adalah dorongan positif untuk menjaga semangat berkarya. Penghargaan tersebut tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu dan kontribusi sastra dalam pembentukan karakter bangsa.

Salam sastra sebagai penutup acara menciptakan nuansa keakraban, menegaskan bahwa kecintaan terhadap kata-kata dan sastra adalah ikatan yang menghubungkan para sastrawan dan penikmat sastra. Refleksi Sastra Akhir Tahun ini, dengan segala elemen dan makna yang disampaikan, memberikan kontribusi berharga untuk pemahaman dan apresiasi terhadap sastra Indonesia.

Babulu, 26 Desember 2023
#Penadebu_Refleksi Sastra Akhir Tahun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun