Hujan Hujanan, bukan Hujat-Hujatan
Oleh: Penadebu
Dada lembut, hujan merintih,
Gemuruh memukul-nukil rindu hujan padu.
Hati basah oleh tetesan kenangan,
Dalam pelukan sepi, ia menari-nari.
Hujan-hujan yang turun, tanpa hujat rintik merdu,
Mengusap luka-luka yang terpendam dalam jiwa.
Jauhi hujat-hujatan, di sini hanya pelukan hujan,
Bukan kata tajam menusuk nurani.
Hujan di hatinya, bukanlah hujat yang menghujat,
Siraman kasih langit penuh pengertian.
Air mata langit turun, tak lagi menyakiti,
Menenangkan, membasuh hati lara.
Jauh dari hujat-hujatan berkecamuk di dunia,
Hujan dalam hatinya menjadi teman setia.
Setiap tetes adalah bisikan-bisikan lembut,
Mengajak untuk merangkul kesendirian syahdu.
Dalam gelapnya malam, hujan mengalun syair,
Membawa rindu terpendam diam.
Hujan-hujan menari dalam dada,
Menyucikan jiwa dari hujatan luka.
Hati yang hujan, lembut dan penuh pengharapan,
Mengundang ketenangan di setiap detiknya.
Hujan-hujan yang menetes, tak lagi mengejek,
Mengajak merayakan keindahan yang ada.
Babulu, 11 November 2023
#Penadebu_Hujan Hujanan, Hujatan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H