Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagar Pancasila

1 Oktober 2023   19:47 Diperbarui: 1 Oktober 2023   19:54 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Penadebu

Di dalam jiwa yang hampa tanpa makna,
Tersembunyi ragam pancasila, menjadi dilema.
Sombong dan bangga menelan butir kebijaksanaan,
Namun hati hampa, tak ada kebaikan yang terlaksana.

Kau meneriakkan lima darma dengan lantang,
Namun salatmu disirami pengharapan yang tulus dan panjang.
Janganlah dada menggebu-gebu merasa mulia,
Bila hatimu tak dapat menerangi kehidupan yang kelam dalam sunyi sejati.

Pengemban pancasila tak hanya dalam kata-kata,
Namun dalam tindakan yang suci, membawa sinar di malam yang gelap hati.
Janganlah belagu dalam pamer sejarah dan kebijaksanaan,
Jika tindakanmu menjauhi kebenaran, hanyalah kepuraan.

Pancasila bukan sekadar lagu cengeng saat susah,
Ataupun semacam pembenaran diri saat tindakanmu berdosa.
Ia adalah pagar, jadi benteng setiap langkah hidup,
Mengalir dalam darah, menggema dalam suara jiwa yang jujur.

Lebih baik tak kenal pancasila, tak mengaku pengerti,
Daripada hanya menjadi hinaan dan gula-gula yang semu.
Hargailah esensi, hayatilah dalam tindakan sejati,
Pancasila bukan sekadar kata, ia adalah perjalanan hidup yang suci.

Babulu, 1 Oktober 2023

#Penadebu_Pagar Pancasila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun