Oleh: Penadebu
Di dalam jiwa yang hampa tanpa makna,
Tersembunyi ragam pancasila, menjadi dilema.
Sombong dan bangga menelan butir kebijaksanaan,
Namun hati hampa, tak ada kebaikan yang terlaksana.
Kau meneriakkan lima darma dengan lantang,
Namun salatmu disirami pengharapan yang tulus dan panjang.
Janganlah dada menggebu-gebu merasa mulia,
Bila hatimu tak dapat menerangi kehidupan yang kelam dalam sunyi sejati.
Pengemban pancasila tak hanya dalam kata-kata,
Namun dalam tindakan yang suci, membawa sinar di malam yang gelap hati.
Janganlah belagu dalam pamer sejarah dan kebijaksanaan,
Jika tindakanmu menjauhi kebenaran, hanyalah kepuraan.
Pancasila bukan sekadar lagu cengeng saat susah,
Ataupun semacam pembenaran diri saat tindakanmu berdosa.
Ia adalah pagar, jadi benteng setiap langkah hidup,
Mengalir dalam darah, menggema dalam suara jiwa yang jujur.
Lebih baik tak kenal pancasila, tak mengaku pengerti,
Daripada hanya menjadi hinaan dan gula-gula yang semu.
Hargailah esensi, hayatilah dalam tindakan sejati,
Pancasila bukan sekadar kata, ia adalah perjalanan hidup yang suci.
Babulu, 1 Oktober 2023
#Penadebu_Pagar Pancasila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H