Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jika Diizinkan Malam Ini

14 Agustus 2023   22:01 Diperbarui: 14 Agustus 2023   22:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Dance Semaphore-Dokpri

Jika diizinkan Malam Ini
Oleh: Penadebu

Jika diizinkan malam ini,
merajut mimpi,
bintang-bintang bersinar,
permata di angkasa tiada terlukis.

Jika diizinkan malam ini,
berdansa di gerimis rindu,
Menari langkah lembut,
Seiring irama hati berdebar.

Jika diizinkan malam ini,
merangkai kata-kata cinta,
puisi indah tak terlupakan,
dalam senyap, bisikan bidadari.

Jika diizinkan malam ini,
merenungi arti kebersamaan,
dua jiwa bersatu dalam satu cerita,
Mengukir kenangan di balik gelapnya malam.

Jika diizinkan malam ini,
berbagi tawa dan cerita,
ruang-ruang hening kehangatan,
api yang membara dalam relung hati.

Jika diizinkan malam ini,
memandangi bulan purnama,
Menyaksikan keindahannya tak tergambarkan,
cinta tumbuh dalam keajaiban.

Jika diizinkan malam ini,
bersyukur atas keberadaan kita,
Di dalam dunia yang begitu luas,
terhubung oleh cinta.

Izinkan malam ini, kita melangkah lebih dalam,
Dalam pelukan waktu yang tak terhingga,
Seperti sebuah balada yang berdentum lembut,
Menyampaikan rasa dalam lirik yang terpilih.

Kisah kita, sebuah balada abadi,
Mengalun di antara mimpi-mimpi yang menyentuh,
Seperti sungai cinta yang mengalir tak terbatas,
Menerjang rintangan, menghanyutkan kita.

Setiap detik menjadi bait dalam balada ini,
Seperti hembusan nafas yang tiada berhenti,
Kita merajut cerita dalam harmoni cinta,
Seperti melodi yang tak terlupakan, indah selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun