Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Singkirkan Kerikil dalam Hidup

7 Juli 2023   17:08 Diperbarui: 7 Juli 2023   17:17 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pixabay.com 640x426

Singkirkan Kerikil dalam Hidup
Oleh: Penadebu
Tulisan ini menggambarkan sebuah perjalanan hidup yang penuh dengan rintangan dan tantangan. Dalam kehidupan ini, kerikil, duri, lubang, dan bahkan api mungkin menghalangi langkah-langkah kita. Namun, jika kita memiliki tekad yang kuat dan semangat yang tak tergoyahkan, kita dapat mengatasi semua hambatan ini.


Setiap perjalanan dimulai dengan langkah pertama. Begitu pula dalam menghadapi masalah hidup, cukup satu langkah awal untuk memulai proses penyelesaian. Ketika ada kerikil yang mengganggu langkah kita, singkirkan dengan keberanian dan keteguhan. Dengan mengatasi kerikil tersebut, kita menjadi lebih kuat dan siap untuk melangkah maju.

Namun, perjalanan ini tidaklah mudah. Di sepanjang jalan, kita mungkin bertemu dengan duri yang menusuk. Saat itu, diperlukan keberanian untuk mencabut duri-duri tersebut agar tidak mengganggu perjalanan kita. Meskipun melukai dan menyakitkan, kita harus melangkah lagi dengan hati yang terbuka.

Tidak jarang pula kita dihadapkan pada lubang yang menganga. Lubang-lubang ini dapat berupa kesalahan, kegagalan, atau keputusan yang salah. Namun, kita tidak boleh terperosok ke dalam lubang-lubang tersebut. Melainkan, kita harus melompati mereka dengan tekad dan kegigihan. Lubang-lubang itu mungkin akan menjadi pelajaran berharga yang akan membantu kita tumbuh dan berkembang.

Selanjutnya, ada kemungkinan kita akan berhadapan dengan api yang menyala-nyala. Api mewakili rasa takut, kemarahan, atau bahkan kegagalan besar yang dapat menghalangi langkah kita. Saat menghadapi api, kita perlu mengevaluasi situasi dengan bijak dan kadang-kadang mundur sejenak untuk menghindari bahaya yang lebih besar. Namun, hal itu tidak boleh membuat kita menyerah. Setelah api mereda, saatnya melangkah lagi.

Melalui semua rintangan ini, kita harus terus berjalan. Meskipun sulit dan penuh dengan tantangan, kita tidak boleh menyerah. Perjalanan hidup ini adalah tentang mengatasi masalah dan menjadi lebih baik setiap harinya. Dengan menjaga semangat dan keyakinan dalam diri, kita akan terus maju, mengatasi rintangan, dan meraih kesuksesan.

Dalam akhirnya, ketika kita berhasil melalui semua rintangan dan tantangan ini, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan teruji. Kita akan melihat bahwa setiap langkah yang diambil memiliki makna dan tujuan yang mendalam. Singkirkan kerikil, cabut duri, lompati lubang, mundur dari api, dan teruslah melangkah maju. Ingatlah, perjalanan hidup ini adalah tentang menghadapi masalah dan menjadi pribadi yang lebih baik.

#
Singkirkan Kerikil dalam Hidup
Oleh: Penadebu

Cukup satu langkah awal, melangkah dengan percaya diri,
Ada kerikil singkirkan, takkan menghentikan niat ini.
Bertemu duri menusuk, cabut dengan keberanian,
Melangkah lagi, takkan berhenti dalam perjalanan.

Terhadang lubang yang menganga, lompati dengan tekad,
Kesalahan dan kegagalan, pelajaran berharga terpahat.
Takkan terperosok dalam kegelapan yang menganga,
Melangkah lagi, dengan semangat yang tak pernah pudar.

Bertemu api yang menyala, menerangi kegelapan,
Mundur sejenak, waspada terhadap bahaya besar.
Namun, takkan menyerah dalam perjuangan ini,
Setelah api mereda, melangkah kembali dengan semangat jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun