Pisang Goreng VS Sambal Pedas
Oleh: Penadebu
"Ayo, merapat mumpung gerimis," Celetuk Pak Yusman melalui Grup WA
"Wah, cocok nih, pas hujan-hujan begini, nikmatnya enggak ketulungan," Jawab saya.
Pak Yusman, seorang warga Babulu Laut yang tinggal di Kalimantan Timur, adalah seorang penggemar sejati pisang goreng. Baginya, pisang goreng adalah hidangan yang tak tertandingi. Dalam kebiasaan masyarakat Kalimantan Timur, makan gorengan seperti pisang goreng harus disantap dengan sambal kacang, sambal petis, atau sambal pedas lainnya. Kombinasi ini memberikan rasa yang sungguh "maknyus"
Suatu hari, saat gerimis-gerimis siang melanda desa tempat tinggalnya, Pak Yusman merasa keinginan yang tak terbendung untuk menyantap pisang goreng yang sedap. Dia mengenakan jaket hujannya dan pergi ke warung langganan tempat ia biasa membeli pisang goreng kesukaannya.
Saat tiba di warung, aroma harum pisang yang digoreng dalam minyak panas menyeruak di udara. Pak Yusman merasa mulutnya langsung basah. Dia memesan beberapa buah pisang goreng dengan harapan bisa menikmatinya dengan sepenuh hati.
Dia memilih meja di sudut warung yang menghadap ke jendela. Tetesan air hujan mengalir di kaca jendela, menciptakan pemandangan yang indah dan menenangkan. Warung itu tenang, dengan suara gemerisik hujan sebagai latar belakang yang mengiringi suasana.
Pak Yusman duduk di meja dan meletakkan pisang goreng di atas piring. Pisang itu masih panas dan renyah di luar, tetapi lembut dan manis di dalamnya. Ia mengambil sejumput sambal kacang yang lezat dan menyiramkannya di atas pisang goreng. Kombinasi rasa manis pisang dan pedas gurih sambal kacang membuat air liurnya menetes.
Dia juga memesan secangkir kopi hitam manis yang sedap. Aroma kopi yang kental memenuhi warung dan mencampur dengan harum pisang goreng. Setiap tegukan kopi menghangatkan tubuhnya, membangkitkan semangatnya di tengah hujan yang sejuk.