Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Kerak Telor Kampung Halaman

23 April 2023   21:15 Diperbarui: 23 April 2023   21:17 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Oleh: Penadebu

Deru kendaraan penikmat suasana Pantai Jetis berderet setelah usai tenggelamnya matahari ke dasar lautan. Di ufuk barat non jauh di sana. Mobil motor beriringan melaju di aspal sempit. Kadang klakson melengking agar kita selalu waspada. Suasana malam pantai Jetis kelihatan berbeda dari tahun sebelumnya. Sepi senyap, tetapi kini berganti berubah ramai meriah. Di sebelah sana terlihat seorang sebayaku duduk di depan kompor arang melakukan aktivitasnya.

Beberapa penjaga pantai mulai dengan aktivitasnya cekatan menyapu jalanan utama pantai. Kelihatan kompak bahwa dengan kekuatannya bersatu bahu membahu akan menghasilkan daya guna maksimal. Aktivitas akhir di lebaran kedua sekitaran pukul 22.00 wib. Hanya debur ombak yang semakin ganas.

"Permisi, Bapak, kerak telor, nggih?"

"Inggih," sela  Bapak itu.

"Ya, Pak, kerak telor 1 saja, nanti dibelah menjadi 2 nggih?"

" Iya, Bapak, pedes punopo boten ( pedas apa tidak)?"

"Iya, Pedas, Pak"

Sementara sambil berucap Bapak itu terus membuat mencampurkan dengan beberapa bumbu. Saya bertanya tentang bahan bahan yang digunakan. Secara pasti kurang begitu paham. Terlihat di sana pertama jagung setengah lembut dimasak menggunakan air, Sekira sudah masak dicampur beberapa bumbu dan abon serta rempah lainnya. Kemudian diceploki telor bebek. Diaduk hingga campur merata sambil dipanggang di atas tungku. Dibentangkan merata di atas wajan yang di panggang. Pedagang kemudian membalik wajannya namun adonan tersebut tidak tumpah

Oh, itukah seninya kerak telor main balik membalik wajan panggang hingga tidak jatuh di api. Setelah beberapa waktu kerak telor matang dituang dalam tempat dan ditaburi abon.Kerak telor siap disantap.

Kami hanya bisa berharap walau kami hari ini tidak tinggal di kampung halamanku setidaknya kampung halaman akan selalu terkenang. Banyak hal yang menjadi keinginan dan rasa syukur tingkat SDM yang semakin berkembang walau akhirnya saya harus hidup di kampung orang. Semua karena pekerjaan dan beda priuk nasi. Setidaknya kampung halaman akan menjadi kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun