Oleh: Penadebu
Gunung Sumbing menjulang tinggi dengan eloknya. Dilapis dengan kabut tipis di sepanjang sawah desa Ketawangrejo. Tapak suasana sore di kampung halaman menghijau tandas sejuk segar udara.
Deretan lembah yang terdapat sawah para petani menghijau tipis kekuningan, karena sehabis panen tumbuh sisa padi. Hamparan sawah dan kebun buah jambu kristal.
Lekuknya angin bertabur udara. Tempat masa kecil bermain. diantara pematang sawah. Itu bukan sawah Bapak. semua berpandang mata, beraroma sawah-sawah tetangga yang menyisakan waktu.
Jalan aspal tengah pematang sawah, hitam dan kadang bergelombang bernyanyi riang ketika roda bernyanyi, putar di antaranya, semua merindukan kampung halaman.
Di ujung kampung, paling ujung tersembunyi sungai Lereng tempat masa kecilku bermain menyusuri sungainya, kadang juga ketakutan ketika lintah air mengejar kemudian menghisap darah.
Kenangan itu memutar balik mengingat. Roda-roda kecil mengingatkan kembali. Tentang suasana kampung bersepeda ria dengan  kesejukan sore. Jangan tinggalkan kedamaian itu berhenti walau tersisa di antara jerami-jerami sawah kepunyaan abadi.
Di sinilah aku datang dengan sejuta kerah tenaga dan biaya. Sekalipun mahal silaturahim untuk sebuah kampung halaman
Kampung tentang seteguk air kasih sayang yang dahulu aku pamitan untuk merantau
dan kini kembali kepangkuan ibu bapak.
Ketawang, 22 Â April 2023
#Penadebu_Puisi Bebas-pulang Kampung
#Samber THR
#Samber 2023 hari 22
#kompasiana.com