Kacang dan Kacung
Oleh: Penadebu
Suatu hari di sebuah tempat kerja di tepi sungai, hiduplah dua sahabat bernama Kacang dan Kacung. Mereka sangat akrab dan selalu bersama setiap saat. Kacang adalah seorang pegawai yang pandai mensiasati pekerjaan, sedangkan Kacung adalah seorang pegawai senior yang piawai menangkap kesempatan dalam kesempitan.
Suatu hari, Kacang mengeluh kepada Kacung tentang keberhasilannya yang menurun dalam memasang bubu. Dia berkata, "Kacung, saya tidak tahu apa yang terjadi. Ikan saya tidak banyak yang tertangkap Aku khawatir aku tidak bisa memberi makan sehat keluargaku ini."
Kacung merasa sedih untuk temannya. Dia kemudian mengatakan, "Jangan khawatir, temanku. Aku akan membantumu. Aku akan memberimu ikan yang akan aku pasang hari ini, jadi kamu dan keluargamu bisa makan dan tidak kelaparan. Yang penting kamu dukung saja setiap usahaku dalam  mengobok-obok rawa dan sungai sungai, saya paksa agar ikannya masuk perangkap."
Kacang sangat berterima kasih kepada Kacung dan menolak tawaran Kacung untuk membayar ikan itu. Sebagai gantinya, Kacang menawarkan bantuan dalam bentuk sayuran dan kacang yang ia tanam. Kacung menerimanya dengan senang hati.
Dari saat itu, Kacang dan Kacung saling membantu satu sama lain. Kacang memberi Kacung sayuran segar dan hasil bumi yang ia tanam, dan Kacung memberi Kacang ikan segar yang ia tangkap. Mereka menyadari bahwa dengan bekerja sama, mereka dapat membantu satu sama lain dan memastikan keberlangsungan hidup mereka.
Suatu hari di tanggal 9 Maret 2023 di tempat kerjaan teman mereka Kacung memasang bubu untuk menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Harapannya Kacung akan memberi jamuan pesta pora terhadap mantan BOSnya yang dianggap paling berjasa. Kacung dengan gaya otoriternya menyampaikan bahwa segala bubu yang dipasang di tempat tersebut jangan ada yang mengganggu, tidak boleh satu orangpun yang menentangnya.
Kacang sebagai sahabatnya sudah mencoba mengingatkan agar Kacung jangan bersikap seperti itu. Namun entah setan apa yang merasuki Kacung, dimaki-makinya si Kacang.
"Hai, Kacang kau jangan pernah lupa sama kulitnya, apa yang saya kerjakan adalah untuk nama baik kita semua. Apalagi yang selama ini BOS kita itu sudah banyak membantu kepada kita. Kamu harus ingat itu, Cang!"
Mendengar bentakan Kacung, Kacang mengalah untuk diam, agar tidak terjadi keributan. Kacang sangat terpukul karena pemberian Kacung yang pernah diberikan diungkit-ungkit. Watak aslinya Kacung benar-benar tampak. Dia ingin terkesan wah di mata BOSnya. Sedang Kacang biasa-biasa saja, karena apa yang dilakukan Bos saat ini adalah memang sebagai tugas dan tanggungjawabnya sebagai atasannya. Kacang tidak ingin membesar-besarkannya.