Indonesia, negeri yang kaya. Bentangan alam dari Nusa barat hingga timur, dari Utara hingga selatan memiliki ceritanya sendiri-diri. Sebagai bagian dari pengejawantahan keseimbangan alam, manusia pun adalah bagian dari rangkaian cerita yang tak jarang menguras kantung mata. Hari ini, belum reda duka Sinabung, Kelud di tanah Jawa pun mulai tersentil. Seakan mengundang duka baru bagi segala komponen biotik, tidak hanya di daerah Jawa Timur melainkan juga menyentuh langit beberapa kota lain di tanah Jawa. Archipelago Indonesia, Negeri Cincin Api. Negeri yang memelihara ratusan gunung berapi membuat siapapun harus berdamai dengan gempa, dengan letusan gunung berapi, muntahan lava, hujan abu, hingga berdamai dengan suasana di posko-posko pengungsian. Bahkan kami yang tidak terkena efek langsung dari batuknya gunung berapi pun harus berdamai dengan pemberitaan-pemberitaan sama dari hari ke hari. Ya, siapapun (dipaksa) harus berdamai dengan suguhan kotak kaca audio visual yang remote controlnya ada di tangan kita. Selain pemakluman, hidup memang penuh dengan pemaksaan. Kemarin Sinabung, hari ini Kelud, besok entah gunung apa lagi, di daerah mana lagi. Menumpang hidup di atas lingkaran cincin api, dan bencana demi bencana yang datang semestinya semakin melatih kesiagaan untuk menghadapi bencana. Tidak setelah mendapat instruksi di Twitter, ataupun setelah segala potret diunggah ke Instargram. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H