Kemana kita Melirik Untuk Jati Diri ?
Oleh : Aldila Nesha Rizqi Alfiya
Posisi kaum muda tidak bisa asal dipandang. Pihak media menawarkan berbagai gaya hidup modern karena karakter mereka yang labil dalam mencari jati dirinya. Padahal belum tentu mereka sudah mengenal dengan baik diri mereka. Sementara mengenal diri sendiri dengan baik jauh lebih utama daripada jati diri. Bayangkan saja seseorang yang masih labil karakternya, belum mengenal dirinya dengan baik, kemudian langsung mencari jati diri begitu saja, yang ada malah terjadi ketidakseimbangan dalam mencari jati diri itu.
Sekarang, bagaimana manusia mengenal dirinya? Sederhana saja, cobalah perhatikan pola kebiasaannya. Temukan hobi atau sesuatu yang disukai dan sesuatu yang tak disukai, lalu jika memang sudah mengenal diri dengan baik bisa melangkah ke tahap selanjutnya.
Ya, jati diri. Sesuatu yang remaja kini sibuk mencari sembari melirik tawaran media sosial yang mereka anggap solusi. Padahal gak mesti sosial media itu menjadi rujukan bagi para remaja dan remaji dalam proses mencari jati diri. Apalagi kita sebagai remaja muslim, harus bisa menentukan jati diri yang mencerminkan sifat seorang muslim yang hakiki.
Untuk menemukan jati diri yang baik, perlu ada rujukan yang baik pula. Sementara tawaran dari pihak media belum tentu semuanya baik untuk dijadikan rujukan. Apabila remaja yang labil tadi memilih gaya yang menurutnya baik tapi ternyata tidak baik, tanpa sadar akan terbentuk sifat yang buruk dalam dirinya. Sementara jati diri seseorang pasti tergantung dengan sifatnya. Maka, penting bagi kita untuk menemukan rujukan yang baik dalam proses pencarian jati diri ini.
Apakah ada rujukan lain selain tawaran-tawaran dari pihak media? Tentu ada. Jika kita melirik sedikit ke aturan agama Islam, kita bisa menemukan aturan-aturan yang akan membantu dalam mencari jati diri.
Agama Islam mengatur semua urusan manusia mulai dari bangun tidur sampai bangun negara. Termasuk cara berpakaiannya seorang muslim. Batasan-batasan aurat laki-laki maupun perempuan menyebabkan cara berpakaiannya pula. Contoh, aturan memakai jilbab dan khimar bagi muslimah. Dan jika dipikir, aturan ini bisa menjadi rujukan bagi remaja muslimah dalam pencarian jati dirinya. Yang pada akhirnya akan kembali ke jati diri yang baik dan taat dalam menutup aurat. Begitu pula aturan-aturan yang lain semua punya manfaat dan tujuan masing-masing saat dikaitkan dengan pencarian jati diri.
Apa tujuan dari jati diri yang baik? Apakah ada manfaatnya jika kita memiliki jati diri yang baik? Bukankah jati diri hanya untuk kepentingan sendiri? Mungkin pertanyaan seperti ini sempat terkilas dipikiran kita. Namun ternyata, jati diri yang baik memberikan manfaat untuk orang lain.
Manfaat itu banyak, contohnya jati diri seorang muslimah yang baik. Maka, ayo kita cari jati diri kita yang terbaik dan paling baik versi diri kita. Tidak semua harus ngikut tren media sosial, ya! Jadilah yang terbaik di sisi Allah dan temukan Jati diri yang terbaik.
Wallahu a'llam Bishawwab