Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang menduduki posisi sentral dalam kurikulum pendidikan di Indonesia (Sugara,2020). Menurut saya, Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang tata negara dan sistem pemerintahan, tetapi juga berperan penting dalam membentuk karakter individu untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan menanamkan sejak dini nilai-nilai luhur kebangsaan, kesadaran akan hak dan tanggung jawab, serta pemahaman mendalam tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2006), pendidikan kewarganegaraan difokuskan pada pembinaan warga negara agar mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, cakap, dan berakhlak mulia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Selaras dengan hal tersebut, berdasarkan Pasal Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diatur bahwa pendidikan nasional harus mencantumkan pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan dalam muatan kurikulum untuk setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Salah satu tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk individu yang tidak hanya memahami hak dan kewajibannya, tetapi juga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap diri sendiri, masyarakat, dan negara (Rahmatiani, 2020). Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan pentingnya kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Setiap individu berhak atas hak tertentu yang disertai dengan tanggung jawab untuk membantu meningkatkan kesejahteraan bersama. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, peserta didik dipersiapkan untuk memahami bahwa hak mereka harus disertai dengan tanggung jawab yang sesuai. Misalnya, hak atas pendidikan harus sejalan dengan tanggung jawab untuk memperoleh pengetahuan dan menghormati pendidikan. Dengan cara ini, pendidikan kewarganegaraan sangat berperan dalam pengembangan individu yang peka terhadap tuntutan masyarakat. Kajian ini juga bertujuan untuk mengukur sejauh mana Pendidikan Kewarganegaraan berhasil membentuk karakter siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
PKn  menanamkan nilai-nilai sosial yang penting, seperti empati, toleransi, dan gotong royong (Arkananta, 2024). Dalam konteks masyarakat yang majemuk, pemahaman tentang perbedaan dan penghormatan terhadap keragaman adalah hal yang sangat penting. Di sisi lain, Pendidikan Kewarganegaraan membantu siswa untuk menghormati keragaman etnis, agama, dan budaya serta mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam membangun lingkungan yang harmonis. Melalui kegiatan-kegiatan sosial, seperti bakti sosial, siswa belajar untuk berkontribusi secara langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi lebih peduli dan bertanggung jawab. Dengan terlibat dalam kegiatan sosial, siswa belajar untuk berempati terhadap orang lain dan memahami bahwa setiap individu memiliki peran dalam menciptakan kesejahteraan bersama.
Pendidikan kewarganegaraan juga berperan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang bertanggung jawab. Pemimpin adalah mereka yang dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain untuk melakukan sesuatu demi kebaikan bersama. Dalam pengajaran pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan tentang nilai-nilai etika kepemimpinan termasuk integritas, kejujuran, dan dedikasi kepada masyarakat. Dari  sudut  pandang  generasi  muda, pentingnya pendidikan kewarganegaraan semakin ditekankan. Generasi muda adalah agen perubahan yang  kuat, dan  dengan  pendidikan  kewarganegaraan yang baik,  mereka  dapat  menjadi warga  negara yang  bertanggung  jawab,  sadar  akan  hak  dan tanggung  jawabnya,  serta  memiliki  komitmen  yang tinggi terhadap pembangunan nasional (Aisy, 2022). Contoh penerapan hal tersebut adalah melalui kegiatan pemilihan ketua kelas, siswa dilatih untuk berkampanye, menyampaikan visi-misi, dan meyakinkan teman-temannya untuk memilih. Selain itu, kegiatan diskusi kelompok juga menjadi sarana untuk melatih kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi, dan mengambil keputusan bersama. Kegiatan-kegiatan sosial seperti bakti sosial atau penghijauan lingkungan juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai pemimpin kecil dalam mengorganisir dan memotivasi teman-temannya. Melalui perlombaan antar kelas, siswa dapat mengembangkan semangat kompetisi yang sehat, kerja sama tim, dan sportivitas. Dengan demikian, sejak dini, siswa SD telah dibekali dengan berbagai pengalaman yang akan membekali mereka menjadi pemimpin yang bertanggung jawab di masa depan.
Disamping itu, pendidikan kewarganegaraan juga menekankan pentingnya kesadaran lingkungan. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan kesadaran lingkungan. Pada era perubahan iklim yang semakin ekstreme dan mengkhawatirkan seperti saat ini, kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan menjadi sangat penting. PKn mengajarkan siswa untuk dapat menerapkan nilai-nilai dan sikap peduli terhadap lingkungan, memahami dampak tindakan mereka terhadap lingkungan dan mendorong mereka untuk berkontribusi atau ikut serta dalam upaya perlindungan dan pelestarian alam. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi warga negara yang bertanggung jawab secara sosial, tetapi juga bertanggung jawab secara ekologis. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dasar untuk mengembangkan peserta didik menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual (kognitif) tetapi juga emosional (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) yang baik, termasuk kepekaan terhadap lingkungan (Sunaryati, 2024). Salah satu contoh penerapannya adalah kegiatan membersihkan lingkungan sekolah. Siswa dapat diajak untuk mengumpulkan sampah, memilah sampah organik dan anorganik, serta membersihkan area hijau di sekitar sekolah. Selain itu, sekolah dapat mengadakan program adopsi tanaman, di mana setiap siswa mengadopsi satu tanaman untuk dirawat. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terbukti menjadi fondasi yang kuat dalam membentuk karakter individu menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Melalui PKn, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang tata negara dan sistem pemerintahan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, gotong royong, dan kesadaran lingkungan. Pendidikan ini juga berperan penting dalam mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan berpikir kritis, dan kepemimpinan. Dalam konteks masyarakat yang semakin kompleks dan global, PKn menjadi semakin relevan dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang sinergis antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung pengembangan karakter siswa secara optimal. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun Indonesia yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI