Segala sesuatu dapat terjadi kapan pun. Entah dengan kehendak atau tanpa kehendak. Entah dengan rencana maupun tanpa rencana. Dengan yang namanya takdir, kalau memang sudah jalan cerita untuk terjadi, ya terjadi . Dan ini terjadi pada 11 juli 2011. Berangkat dengan perasaan senang karena mendapat ijin mengiringi cerahnya sinar mentari pagi itu. Sekitar pukul setengah delapan, seorang gadis duduk manis di dalam sebuah bus. Hendak perjalanan menuju pusat kota. Bus berjalan merayap.Bukan karena macet, melainkan karena menanti penumpang yang lain. Untuk membuat tempat duduk bus menjadi penuh. Di samping seorang laki-laki dewasa, berusia sekitar 30-an,gadis itu mulai membuka isi tas-nya. Mengambil sebuah buku cerita yang sudah dipersiapkannya dari rumah, untuk mengusir jenuhku nanti saat di dalam bus , pikirnya saat di rumah. Dan tak lama, bus pun berjalan dengan lancar. Tidak ada tanda kemacetan akan terjadi selama perjalanan. Dengan senyum kemenangan dan perasaan tenang, gadis itu terus membaca bukunya. Sesekali menekan keypad ponselnya, mungkin membalas pesan yang masuk dalam ponselnya. Lalu kembali melanjutkan membaca. Sekitar pukul setengah sepuluh , bus yang ditumpangi gadis itu berhasil masuk tempat pemberhentian bus terakhir yang juga menjadi tempat tujuan gadis itu untuk singgah. Setelah berhasil melewati sedikit insiden yang membuat kepala gadis itu mengeluarkan tanduk (?) , dia berhasil turun dari bus itu dan mempercepat langkahnya menuju sebuah antrian busway. Sesekali menengok kanan kiri, mencari seseorang. Temannya, mungkin. "aku sudah membeli tiket busway-nya untuk kita berdua, ayo berangkat" ajak teman gadis itu,sebutlah namanya vie, saat mereka bertemu. "ah. tunggu dulu. ada temanku yang masih dalam perjalanan ke sini. dia juga akan bersama kita. ke monas dan menghadiri seminar hangul" gadis itu menarik tangan vie. Dan sepertinya vie menyetujuinya karena akhirnya mereka duduk disalah satu tempat duduk dan menunggu . Satu jam berlalu. Dan mereka bertiga telah berkumpul. Dengan segera meninggalkan busway itu untuk menuju pemberhentian busway selanjutnya. Melanjutkan perjalanan mengejar sang waktu. Setelah tiba di tempat pemberhentian busway selanjutnya, mereka bertiga bertemu dengan teman gadis itu yang lain. sebutlah namanya, rere. Dan perjalanan pun dilanjutkan. Monas. Sepertinya waktu tidak berpihak. Keterlambatan mereka membuat mereka tidak bisa bergabung dengan acara yang sedang berlangsung saat itu di Monas. Saat mereka tiba di lokasi acara, kegiatan sedang berlangsung dan tak lama akan usai. Mengetahui hal ini, untuk menghindari kegagalan di acara yg lainnya. Mereka langsung menuju lokasi tujuan selanjutnya, redaksi Annida untuk seminar Hangul. Ada banyak hal terjadi selama perjalanan menuju tempat tujuan kedua ini. Dimana gadis itu merasakan betapa hangatnya kasih sayang tiga orang yang tengah bersamanya saat itu. Pertanyaan tentang apakah dirinya baik-baik saja, sangat sering didengar olehnya selama perjalanan. Dan genggaman tangan dari salah satu orang yg bersamanya saat itu, tak pernah lepas. Dan guratan lelah yang tergambar jelas di wajah gadis itu menjadi hilang seketika. Karena ada yang jauh lebih lelah darinya, pikirnya saat itu. Maka langkah pun semakin tegap berjalan. Meski dengan kaki ditarik menyapu aspal jalanan. Jantung berhenti. Ya. Seketika saat itu juga, gadis itu dan 3 orang temannya merasakan jantung mereka berhenti seketika. Dan bola waktu tak berputar. Karena seekor anjing berukuran besar tengah membuka mulutnya didekat kaki salah satu dari mereka. Hanya berjarak tidak lebih dari 5cm, mulut anjing itu siap melahap. Namun sepertinya Tuhan melindungi mereka. Membuat anjing itu melupakan niatnya untuk melahap 4 orang dihadapannya. Dan berlalu menuju tempatnya semula. Sementara itu, empat orang yang hampir menjadi korban keganasan anjing stress tertawa lebar saat sebuah kejadian menegangkan tadi berlalu. Mereka menertawakan diiri mereka yang entah apa yang akan terjadi jika hewan tadi melahap satu kaki diantara mereka. Satu kaki yang telah dihiasi dengan darah mengalir dikulit kakinya. Satu kaki yang berusaha diselamatkan oleh satu diantara mereka. Mereka masih tertawa selama perjalanan menuju redaksi Annida dengan bajaj. Terlambat setengah jam. Tiba di lokasi redaksi Annida. Tanpa pikir yang lain, mereka masuk ruangan seminar hangul dan mengikuti kegiatan itu dengan meletakkan sejenak lelah dan perasaaan kaget yang masih menyelimuti ke tempat lain untuk sementara waktu. Memusatkan pikiran pada kegiatan saat itu. "Trima kasih Tuhan. Karena masih memberiku kesempatan mengenal mereka yang menyayangiku. Bersama mereka yang menyayangiku. Friendship is happiness " lirih gadis itu selama perjalanan kembali kerumahnya setelah kegiatan seminar berlalu. "Terima kasih untuk waktu-MU hari ini" lanjutnya sebelum akhirnya terlelap di dalam bus dengan kaca jendela disampingnya yang dibasahi oleh air hujan. ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H