Kita telah mengetahui, bahwa Covid-19 telah menjadi pandemi. Mayoritas negara di dunia telah merasakan ganasnya pandemi ini. Revolusi pun hadir untuk menangkal penyebaran pandemi covid-19. Gerak-gerik manusia dibatasi, gaya hidup berubah, bahkan perekonomian dunia terganggu.
Indonesia, salah satunya. Timbul banyak masalah setelah pandemi covid-19 tanpa permisi masuk ke negara kita. Sekolah diliburkan, banyak buruh yang dirumahkan, bahkan masyarakat tidak boleh sembarang berkeliaran. Tujuannya hanya satu, memutus mata rantai penyebaran pandemi covid-19.
Jumlah korban yang meninggal setiap hari bertambah jumlahnya. Hingga 17 April 2020 pukul 15.30 WIB, jumlah yang meninggal akibat covid-19 sebanyak 520 orang. Didalamnya terdapat relawan dan tenaga medis yang secara langsung berhadapan dengan covid-19.
Ditengah banyak pihak yang sedang memikirkan bagaimana penanganan melawan pandemi covid-19. Mulai dari mempersiapkan pra sarana kesehatan, pemberian bantuan, hingga dengan pembatasan berskala besar. Saya berpikir dan menganalisa perubahan apa yang akan terjadi pasca pandemi covid-19 ini berakhir.
Pada 2019, di Indonesia banyak komunitas dan kelompok diskusi yang mengangkat tema revolusi industri 4.0. Revolusi itu ditandai dengan pemanfaat Internet of Thing (IoT) sehingga memungkinkannya interkoneksi antar mesin, serta adanya big data acquisition yang mengarah ke smart factory dan artificial intelegence (AI).
Hari ini, Indonesia sedang mengembangkan revolusi 4.0. Banyak yang sudah merasakannya. Namun tidak dengan yang satu ini, Revolusi Society 5.0. Jepang melalui perdana menterinya pada 21 Januari 2019 mengungkapkan bahwa telah menciptakan konsep society 5.0. Konsep tersebut didasari dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk dengan adanya kehadiran robot yang memiliki kecerdasan dan dianggap mampu menggantikan peran manusia.
Jepang saat itu sedang mengalami masalah tingginya generasi tua dengan pengeluaran untuk biaya pengobatan serta pelayanan yang tinggi. Didukung dengan kemajuan Jepang yang membuat ketersediaan tenaga buruh ahli minim dan tingginya biaya perawatan infrastruktur. Masalah-masalah tersebut yang membuat Pemerintah Jepang mencari jalan keluar dengan memanfaatkan teknologi.Â
Diantaranya, Menggunakan AI dan robot sebagai perawat, membuat sistem remot untuk pelayanan kesehatan, dan menggunakan data medical records untuk membantu mempercepat penanganan kesehatan.
Lalu apa relevansinya Covid-19 dengan revolusi Society 5.0?
Pandemi covid-19 hadir menimbulkan masalah dengan terbatasnya gerak manusia dalam memutus mata rantai covid-19. Society 5.0 menjawab dengan meminimalkan peran manusia dalam menjalankan suatu aktivitas. Hadirnya robot dengan AI dapat membantu tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien covid-19.Â