Indonesia identik dengan politik dan saat ini politik telah menguasai tanah air kita. Namun di era globalisasi saat ini, Politik hanya dijadikan sebagai pencitraan kader-kader partai politik. Para anggota partai hanya mementingkan dirinya sendiri. Mereka hanya ingin menunjukan existensi diri. Terkadang banyak anggota yang tidak mengerti tujuan dari partai politik yang mereka ikuti. Apalagi sejarah dari partai politik, mereka hanya menggunakan partai politik sebagai alat untuk existensidirinya. Masalah-masalah tersebut saat ini telah membudaya dalam masyarakat Indonesia.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tiga hal yaitu tata cara pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan, dan kekuasaan negara. Kekuasaan yang dimiliki oleh negara idealnya digunakan untuk mencapai tujuan negara itu sendiri. Dalam pencapaian tujuan negara, negara mendistribusikan kekuasaan yang dimilikinya kepada lembaga-lembaga/organ-organ negara, baik itu lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.Penyelenggaraan negara oleh lembaga-lembaga negara tersebut akan sangat dipengaruhi oleh budaya politik masyarakat negara bersangkutan. Budaya politik inilah yang akan mengarahkan dan mendasari lembaga-lembaga negara dan masyarakat di suatu negara dalam melaksanakan kehidupan politiknya.
Indonesia baru yang dicita-citakan banyak orang adalah masyarakat baru yang disebut civil society. Hal ini berarti kekuasaan berada di tangan rakyat, ditentukan oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat tidak lagi menjadi objek, tetapi sebagai subjek pelaku kekuasaan. Masyarakat madani hanya dapat terwujud jika masyarakat memperoleh pendidikan yang memadai sehingga masyarakat dapat memahami perannya dalam proses perubahan sosial.
Setiap masyarakat memiliki nilai-nilai dasar dan karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga masyarakat juga memiliki budaya politik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara bersumber dari akar budaya politik yang merupakan wujud sintesa peristiwa-peristiwa sejarah yang telah mengkristal dalam kehidupan masyarakat dan diwariskan turun temurun berupa tatanan nilai dan norma perilaku.
Di Indonesia, nilai-nilai itu merupakan nilai-nilai dasar yang meskipun berbeda-beda namun tidak bertentangan satu sama lain. Nilai itu berasal dari nilai-nilai masyarakat-masyarakat adat yang ada di seluruh Negara Indonesia yang kemudian dirangkum dan disatukan dalam Pancasila sebagai dasar negara. Dengan demikian akar budaya tersebut secara keseluruhan dapat dilihat dalam Pancasila.
Dapat kita ketahui pula pendidikan politik sejak dini sangat mempengaruhi baik buruknya partai politik yang ada di Indonesia. Jika sejak dini kader-kader pemimpin bangs telah dikenalkan dan diajarkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik terutama mengenai politik Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan sebagai salah satu faktor penentu dan indikator kemajuan suatu bangsa hendaknya menjadi tujuan pembangunan. Melalui pendidikan politikdiharapkan para pelaku politik bisa lebih memahami posisi sekaligus tugas dan tanggung jawab yang diemban bagi kesejahteraan rakyat, dalam kondisi politik yang dinamis dan mendukung. Sehingga setiap orang yang berkecimpung di dunia politik menyadari hakikat berpolitik, dengan mengembangkan budaya dan etika politik yang bersih dan profesional. Pendidikan yang dimaksud meliputi segala aspek yang dapat memberikan pemahaman baru mengenai apa, untuk apa, bagi siapa sesuatu (kekuasaan) harus dicapai dan di pertahankan.
#Jurnalistikuinjogja16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H