Dalam sebuah dialog di novel Bumi Manusia, Pram menulis; "Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak - rangkak di hadapan orang lain". Dialog ini muncul akibat kejengkelan Minke terhadap budaya feodalisme yang mengharuskan ia berjalan merangkak dan memberikan penghormatan pada raja - raja serta bupati di masa itu. Apa yang hendak disampaikan Pram adalah agar setiap orang, dengan intelektualismenya, membebaskan diri dari belenggu feodalisme.
Melihat bahwa telah sejak dulu feodalisme menjadi sebuah topik yang serius, serta telah banyak upaya untuk mengantisipasi dampak negatifnya, maka peristiwa yang terjadi dalam kasus penembakan yang dilakukan oleh anak Bupati Majalengka, dimana aparat Kepolisian bersikap secara tidak wajar dan diskriminatif adalah sebuah ironi. Ironi yang membuat setiap orang senantiasa bertanya; kapan mentalitas Asal Bapak Senang akan benar -- benar runtuh dari tatanan kehidupan masyarakat nusantara ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H