Mohon tunggu...
Christian Rahmat
Christian Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Memoria Passionis

Pembelajaran telah tersedia bagi siapa saja yang bisa membaca. Keajaiban ada di mana-mana. (Carl Sagan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aparat Bunglon

11 Desember 2019   21:12 Diperbarui: 11 Desember 2019   23:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah dialog di novel Bumi Manusia, Pram menulis; "Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak - rangkak di hadapan orang lain". Dialog ini muncul akibat kejengkelan Minke terhadap budaya feodalisme yang mengharuskan ia berjalan merangkak dan memberikan penghormatan pada raja - raja serta bupati di masa itu. Apa yang hendak disampaikan Pram adalah agar setiap orang, dengan intelektualismenya, membebaskan diri dari belenggu feodalisme.

Melihat bahwa telah sejak dulu feodalisme menjadi sebuah topik yang serius, serta telah banyak upaya untuk mengantisipasi dampak negatifnya, maka peristiwa yang terjadi dalam kasus penembakan yang dilakukan oleh anak Bupati Majalengka, dimana aparat Kepolisian bersikap secara tidak wajar dan diskriminatif adalah sebuah ironi. Ironi yang membuat setiap orang senantiasa bertanya; kapan mentalitas Asal Bapak Senang akan benar -- benar runtuh dari tatanan kehidupan masyarakat nusantara ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun