"Kebanyakan kekerasan seksual terjadi ada dua belah pihak yang bisa sama-sama dievaluasi. Dari sudut pandang pelaku ada perilaku dan sikap yang tidak sesuai dengan norma, ada ketidakpahaman pelaku bagaimana mengatur nafsu, ego dan batasan-batasan. Dan dari sudut pandang korban, bisa jadi ada indikasi atau peluang yang memicu. Peran masyarakat bisa meminimalisir atau mengoptimalkan pengelolaan diri. Ini juga sebagai pengingat, bahwa di masyarakat ada nilai, norma yang harus dipatuhi sehingga hal ini bisa dicegah" Papar Founder Pemuda Peduli tersebut.
Terakhir, ia berpendapat pola asuh orang tua juga bisa menjadi solusi untuk mencegah kasus pelecehan seksual.
"Orang tua sebagai fasilitator, faham yang dulu tentang 'orangtua selalu benar' dan 'anak selalu salah' harus bisa direduksi ya. Dan nantinya orangtua akan mudah masuk dalam memberikan pembelajaran seputar hal-hal ini dengan mudah kepada anak. Batasan tubuh mana yang boleh dilihat orang lain, keluarga dan yang bukan muhrimnya. Juga batasan yang boleh disentuh dan ngga serta hal-hal yang berbau vital ya. Nantinya, anak juga bisa diajarkan untuk self defense agar paham" Pungkas Pringga ketika ditemui di Kantor Yayasan Pemuda Peduli, Bandung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H