[caption caption="surabayanews.co.id"][/caption]Gerakan rakyat timor leste yang baru baru ini terjadi semakin menegaskan bahwa penjajahan yang selama ini kita baca di dalam buku sejarah adalah soal Ekonomi. Bedanya jika dulu masih selalu melalui fisik maka hari ini cukup dengan cara yang lebih halus yang kemudian dikenal dengan sebutan penjajahan gaya baru. Kesadaran pemerintah dan rakyat timor leste akan pentingnya pengelolaan kekayaan alam juga patut diapresiasi. Gerakannya pun begitu massif, karna yang bergerak tidak hanya satu sector saja melainkan berbagai sector yang kemudian memenuhi Ibu Kota Timor Leste.
Dilaporkan the Sydney Morning Herald, Selasa 22 Maret 2016, saat demo berlangsung terdengar yel-yel antipenjajahan dan antikolonialisme Australia.
Apa yang sebetulnya dituntut oleh massa Rakyat, tidak lain adalah soal penguasaan kekayaan alam yang sampai sat ini masih dihegemoni oleh Negara Australia. Penentuan garis tengah laut timor leste yang sampai hari ini dipakai adalah garis laut yang disepakati oleh pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Soeharto (Orde Baru). Namun sejak Timor Leste Pisah dari Indonesia, batas tersebut tidak berubah. Itu lah yang kemudian dianggap oleh pemerintah dan rakyat timor leste tidak sesuai dengan hukum internasional yang artinya bahwa Australia menjajah Timor Leste.
Lalu, apa yang dapat kita ambil dari pergerakan rakyat di timor leste? apakah posisi kita sama dengan timor leste?
Menurut saya, keadaa Indonesia dan timor leste tidak jauh berbeda, bahkan mungkin lebih parah Indonesia. Bisa kita lihat bahwa, kekayaan alam bangsa ini lebih dari 50% sudah dikuasai Asing, lalu mengapa pemerintah kita tidak melakukan seperti apa yang dilakukan oleh pemerintah Timor Leste? Apakah itu bukti bahwa mental inlander masih menghegemoni para pejabat kita?
Karna dari apa yang saya pahami soal bagaimana Negara mampu untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya adalah tidak lain harus dengan menguasai lapangan Ekonomi di Negara tersebut. Langkah langkah yang harus diambil sebetulnya sudah tepat dengan apa yang dikampanyekan oleh jokowi-jk saat mencalonkan diri sebagai presiden yaitu, TRISAKTI yang sudah saya bahas dalam artikel saya sebelumnya dengan judul “ Investasi bukan jalan menuju Berdikari”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H