Wong Jawa aja ilang Jawane
Wong Jawa aja ilang budayane
Wong Jawa aja ilang adate
Jawa digawa ning endi parane
Berikut satu bait lagu Jawa yang dipopulerkan oleh Sindy Purbawati. Lagu yang penuh sarat makna (khususnya untuk orang Jawa) ini memberikan peringatan bahwa orang Jawa jangan sampai lupa dengan jawanya, kebudayaannya, dan adatnya.
Kami rasa bukan hanya untuk adat Jawa saja, ratusan kebudayaan dan adat yang ada di Indonesia menginginkan anak dan penerus kita jangan sampai melupakannya. Mengingat zaman era digital terus menjajah kalangan anak-anak.
Sepenting Apa Budaya untuk Generasi Anak Era Sekarang?
Yang telah ditargetkan oleh Indonesia, Tahun 2045 tepat Republik Indonesia berumur 100 Tahun, pun juga Indonesia ingin memiliki generasi emas. Dalam hal tersebut Indonesia ingin memiliki generasi yang mempunyai integritas, karakter sebagai bangsa Indonesia, mudah beradaptasi dengan perubahan dan mampu memanfaatkan teknologi.
Dengan adanya target tersebut, mengenalkan budaya sejak dini bukanlah hal sepele dan akan mempunyai tujuan besar. Seperti yang kita tahu, jika usia anak saat ini berumur 5-10 Â tahun, maka di tahun 2045 mereka akan berusia 24-32 tahun. Merekalah yang akan menggerakkan bangsa kita akan dibawa ke mana.
Mengenalkan budaya sejak dini kepada mereka, bertujuan agar esok semakin adanya perkembangan era digital akan bisa mengenalkan budaya-budaya Indonesia kepada bangsa lain. Hal tersebut akan memperkuat karakter Bangsa Indonesia dari generasi emas.
Derby, Bocah Cilik Asal Bolorejo yang Gemar dengan Budaya Jawa
Seperti dalam artikel kami sebelumnya, Kediri mempunyai Hak Atas Kekayaan Intelektual yaitu Kesenian Jaranan Jawi Asli. Kesenian tersebut telah merangkul masyarakat dari semua kalangan, dari usia muda ke tua, pria dan wanita. Semua bisa menikmati kesenian tersebut.
Seperti bocah cilik yang berusia 9 Tahun ini. Mempunyai Nama lengkap Derby Mulya Wijaya yang menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN Wonorejo 2 Wates Kediri. Dia salah satu bocah dari beberapa teman sebayanya yang gemar dengan kesenian budaya Jawa.
Dengan kesenian Jaranan yang sedang marak di wilayah Kediri dan sekitarnya. Derby selalu tanpa absen untuk hadir dari pagelaran seni jaranan (untuk hari libur). Terlebih jika paguyuban yang pentas bernama Rogo Samboyo Putro, yang dijadikan favoritnya dari paguyuban lain.
Tidak hanya menikmati tontonan kesenian jaranan, Derby yang selalu hadir dengan pengasuhnya akan bertanya-tanya akan filosofi dari gerakan-gerakan yang disuguhkan oleh paguyuban tersebut.
Pengasuhnya yang menjadi salah satu anggota Pemuda Dusun Bolorejo pun juga lahir dari keluarga seniman jaranan. Dengan senang hati menjelaskan filosofi-filosofi gerakan tari seni jaranan. Dari keluarnya Kuda kepang, Tari perang celeng, hingga rampokan seni barong.