Mohon tunggu...
pemikir kreatif
pemikir kreatif Mohon Tunggu... -

seorang ayah dengan dua orang anak. tinggal di sebuah kota kecil yang indah di jawa barat. email pemikir.kreatif@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Menangkap Dua Kelinci

28 Januari 2011   01:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

O.S Marden pernah berkata, ”Siapa yang ingin sekaligus menangkap dua ekor kelinci, biasanya tak akan menangkap satu ekorpun.”

Mari kita bahas kata-kata diatas.

Kebanyakan, orang yang ingin langsung menangkap dua ekor kelinci, tidak dapat menangkap satu ekorpun. Tapi, walaupun begitu, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan hal tersebut. Ini bukan masalah bisa atau tidak, tapi masalah kemampuan. Seseorang yang baru mencoba menangkap kelinci atau yang belum lihai, tentunya akan kesulitan menangkap dua ekor kelinci secara sekaligus. Tapi, berbeda dengan orang yang sudah lihai, mungkin dia mampu menangkap dua, tiga, bahkan empat secara sekaligus.

Dalam mengerjakan sesuatu, kita terkadang seperti penangkap kelinci tadi. Dengan tanpa melihat kemampuan diri, kita mengerjakan beberapa hal secara sekaligus. Sehingga, hasilnya justru kurang atau tidak memuaskan. Atau bahkan semuanya menemui kegagalan. Fenomena ini mudah kita temukan di sekitar kita, betapa orang yang baru memulai usaha seperti berjualan, tetapi langsung mengambil lebih dari satu lini usaha.

Saya teringat dengan seorang pengusaha di bidang pendidikan. Dia memiliki sebuah tempat pendidikan pra sekolah yang termasuk paling bagus di kotanya. Dari tempat yang semula mengontrak, kini sudah memiliki tempat sendiri yang bagus. Dan memiliki fasilitas yang lumayan lengkap. Tapi, masalahnya, ketika dia mencoba ‘menangkap kelinci yang lain’-yang sebenarnya masih juga dalam bidang pendidikan-keuangan perusahaannya timpang. Sehingga mengalami masalah keuangan yang cukup parah.

Seperti yang saya katakan, ini bukan masalah bisa atau tidak. Tapi masalah kemampuan. Menahan diri untuk melakukan satu hal terlebih dahulu, memungkinkan kita untuk belajar mendalami hal tersebut. Ketika satu hal telah dikuasai, maka salah satu pondasi telah tertanam. Dan ini yang paling penting. Selain itu, juga agar pondasi-pondasi penting lainnya seperti keuangan menjadi kuat.

Intinya adalah fokus. Berulang kali,saya mengingatkan kawan yang mencoba berbisnis, untuk memfokuskan diri untuk satu usaha saja serta mendalaminya. Setelah semua dipelajari, saya yakin, banyak pintu kesempatan yang tidak terlihat, akan muncul.I ni akan sangat membantu perkembangan usaha.

Kita lihat, banyak orang sukses hanya dari satu lini usaha. Pemilik Starbuck kaya hanya dari kopi, Jeff Bezos sukses hanya karena Amazon.com dan masih banyak lagi. Ini contoh, betapa mereka telah berhasil melihat pintu-pintu kesempatan yang tidak terlihat.

Memang, tidak ada salahnya seseorang memiliki lebih dari satu lini usaha. Tapi dengan syarat, masing-masing lini usaha atau salah satunya, sudah memiliki pondasi yang kuat. Tapi, bagi anda yang baru mencoba memulai usaha, saran saya, lebih baik anda fokus dalam satu usaha dahulu. Setelah usaha anda berkembang, memiliki pondasi yang kuat dan memiliki tim yang solid, anda boleh mencoba memulai usaha yang lainnya. Dengan catatan, jangan mencampuradukkan keuangan usaha anda yang baru dengan keuangan usaha yang lama. Masing-masing harus berdiri sendiri.

Dari blog saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun