Di titik 10.10.10 yaitu pukul 10 tanggal 10 bulan 10 di tahun 2024 bertepatan dengan hari kamis kegiatan Kirab Ngunduh Banyu Udan dilaksanakan di Desa Wisata Penadaran Kabupaten Grobogan.
Prosesi kirab di mulai dengan pawai iring-iringan dari Joglo Alit atau Rumah Moderasi yang terletak di sebelah rumah kepala desa Penadaran yang berada di dusun Tegalrejo menuju Rumah Budaya atau Omah Udan yang berada di Dusun Bantengan. Peserta kirab terdiri dari para pelaku prosesi, pemerintah desa, kelompok kesenian dan warga masayarakat tak terkecuali Tim KKN MB IAIN Kudus. Pawai iring-iringan kirab menempuh jarak kurang lebih satu kilometer dengan waktu kurang lebih selama 25 menit.
Tiba di Rumah Budaya, Prosesi dilanjutkan dengan melaksanakan berbagai prosesi ritual  Ngunduh Banyu Udan. Selesai prosesi ritual tersebut, acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan kepala Desa Penadaran, pembacaan doa secara Islam dan Katolik, Ngalap berkah Gunungan dan pentas kesenian jaranan cantik, tari jaranan dan Singo Barong. Prosesi Ngunduh Banyu Udan di Rumah Budaya atau Omah Udan berlangsung meriah di hadiri dan di saksikan oleh warga masyarakat umum dan para tamu undangan. Hadir dalam kegiatan tersebut tim Disporabudpar kabupaten Grobogan dan beberapa media cetak maupun telivisi.
Ngunduh Banyu Udan merupakan bentuk simbolisasi rasa syukur serta doa dan harapan kepada sang pencipta. Simbolisasi yang pada akhirnya mengandung makna dan kekuatan spiritual Simbolisasi rasa syukur kepada sang pencipta yang telah memberikan hujan berkah bagi warga masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani yang tentunya membutuhkan air untuk perairan tanaman.
Kepala Desa Penadaran Sholehatu Ridlo, S.E., M.H dalam sambutanya menyatakan bahwa tradisi ini sudah dilakukan setiap tahun pada jam 10.00 tanggal 10 dan bulan 10. Terimakasih kepada seluruh warga tak terkecuali tim mahasiswa KKN MB IAIN Kudus yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang tentunya kegiatan ini tidak hanya untuk kita sendiri tetapi juga untuk masyarakat luas.
Kepala Dusun Bantengan yang sekaligus Ketua Pokdarwis Bantengan dan Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Sutadi menyatakan bahwa tradisi ini sebagai rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan berupa air hujan yang memberikan kehidupan untuk masyarakat Penadaran ini, dan adanya tradisi Ngunduh Banyu Udan ini supaya menjadi habbit bagaimana masyarakat memanfaatkan air hujan.
Yessie salah satu warga Desa Penadaran yang ikut hadir sekaligus menyaksikan kegiatan menyatakan bahwa sangat merasa senang dan antusias mengikuti kegiatan Kirab ngunduh banyu udan, serta bangga menjadi warga Desa Penadaran yang masih nguri-uri tradisi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H