Mohon tunggu...
Pemburu Pelangi
Pemburu Pelangi Mohon Tunggu... Asisten Peneliti -

Bekerja sebagai asisten peneliti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perselingkuhan Konglomerat dan Penguasa Politik di Indonesia

2 Mei 2016   07:47 Diperbarui: 2 Mei 2016   15:25 1750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertangkapnya Samadikun Hartono menjadi berita utama di berbagai media Indonesia akhir-akhir ini, dia adalah salah satu dari puluhan konglomerat yang terlibat kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Dua peneliti Politik Ekonomi di Indonesia Jeremy Mulholland dan Ken Thomas secara gamblang dan mendalam menuliskan percaturan elit dan konglomerat dalam pusaran BLBI saat itu.

Namun yang disoroti sekarang ini peranan para penguasa politik baik di legislatif maupun eksekutif yang terpusat kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) diremehkan.

Sejak mantan Presiden Suharto, Habibie, Gusdur, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono para konglomerat selalu mencari perlindungan politik dari mereka dan kiliknya masing-masing. Saat itu sudah terjadi  perselingkuhan antara penguasa dan konglomerat di mana penguasa sebagai pengambil keputusan, mereka menyelewengkan kekuasaannya untuk memuluskan kepentingan kroninya dari mulai pengucuran dana BLBI, pengambilan aset konglomerat pengemplang  BLBI dan penjualan aset-asetnya serta pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) yang menyangkut hutang BLBI, sehingga sebagian besar hutang piutang itu ditanggung oleh negara dan rakyat Indonesia, itulah akibat dari penguasa dan konglomerat "main mata". Para penguasa politik juga bersaing gila-gilaan  memperebutkan  "kue" BPPN dan BLBI yang lezat.

Contoh kasus perselingkuhan konglomerat dan penguasa dari hasil investigasi majalah Tempo antara lain termasuk.

Pertama,  kasus bank Bali yang disinyalir melibatkan Habibie, Setya Novanto dan Joko Tjandra.

Kedua, kasus perebutan aset Adyaestya dengan Victoria Securities, yang disinyalir terlibat dalam perseteruan itu adalah Setya Novanto, Tomy Winata dan Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi (salah satu tim Bravo bentukan Luhut Pandjaitan pada kampanye presiden Jokowi 2014)

Ketiga,  Obligor-obligor terbesar BLBI termasuk grup Salim dan Gajah Tunggal group dan disinyalir ada hubungannya dengan Rizal Ramli (Mantan Menko Perekonomian) dan  Taufik Kiemas (suaminya mantan Presiden Megawati).

Saat ini ada beberapa nama elit yang tercantum dalam skandal Panama Papers seperti Laksamana Sukardi (mantan Menteri BUMN era Megawati), Ilham Habibie, Luhut Pandjaitan, Rini Suwandi dan masih banyak lagi yang juga terkait erat dengan skandal BLBI dan BPPN.

Dikutip dari Puisi Rendra yang berjudul 

"Ratapan Seorang Penyair"

"Memang selama tiga puluh dua tahun sudah pemerintah Orde Baru menjarah kedaulatan rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun