Menurut Okezone, 23 September 2014 , di sini, dalam setahun ini, 19 Oktober 2013 hingga 21 September 2014, sudah enam kali terjadi konflik antara TNI dan Polri. Artinya jika ditambah Batam yang kemarin berarti sudah tujuh kali. Malas sudah kita membahas sebab-musabab konflik tersebut. Yang jelas bikin enek dan mual saja. Dua-duanya salah, ya! Lalu kemana kita harus berpihak? Ya ke Polri dong! Mengapa ke Polri? Karena Polri adalah lembaga sipil sama seperti kita, sedangkan TNI adalah militer! Di setiap konflik TNI dan Polri, selalu TNI yang mempunyai kesalahan paling dasar, yaitu mencampuri urusan sipil.
Semestinya TNI dijauhkan dari masyarakat sipil. Tidak mungkin militer berasimilasi dengan sipil. Kemanunggalan ABRI dan Rakyat hanya slogan diktator saja untuk mengontrol dan menguasai rakyat. Coba sebutkan apa gunanya Kodim, Korem dan Koramil? Apa gunanya Muspida dan Muspika? Babinsa dan lain-lain? Militer maunya mendominasi sipil. Dan itu pasti karena mereka pegang senjata dan kerjaannya memang berantem, perang!
Dalam tulisan saya di sini, saya sudah meminta Jokowi untuk mengisolasi militer dari sipil dan mereformasi berbagai angkatan dan kepolisian di Indonesia. Mungkin Beliau lagi sibuk jadi tidak sempat membaca, atau walau sudah membaca tapi lagi sibuk cari dana buat melaksanakan program-programnya karena anggaran nggak turun-turun.
Sekali lagi Pak Jokowi, enyahkan militer dari masyarakat sipil. Rombak total kepolisian biar nggak sableng dan bisa memberi keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Mari kawan-kawan kita dukung Polri. Biar buruk tapi itu sahabat kita!
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H