Mohon tunggu...
Unek2 Medi
Unek2 Medi Mohon Tunggu... -

Berisi Tentang Laporan tentang Kinerja Pemborong Sumedi dari Sraten RT 001 RW 001, Jateng, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Keluhan dari Seseorang di Pengging, Salatiga

6 Februari 2014   07:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Awalnya saya membangun rumah dengan Pak Medi karena dia berkata telah membangun di berbagai tempat dengan baik, dia menawarkan harga yang murah kepada saya. Singkat kata melihat sikapnya yang sopan dan perkataannya yang manis, maka saya memilih pak Medi untuk memborongkan rumah saya.

Gambar saya serahkan kepada Pak Medi untuk dipelajari. 1 Bulan kemudian saya datang untuk merembuk harga lagi, setelah harga pasti didapat, maka saya mengajak pak medi untuk melihat lokasi. Setelah lokasi dilihat dan dia mengatakan setuju maka hari senin dia mulai bekerja.

Saat awal bekerja, yang dia kerjakan adalah mengecewakan, terdapat 2 kolom yang tidak sesuai dengan gambar dan letaknya bergeser 15 cm dari seharusnya. Pada saat sebelum di cor dan saya cek salah, Pak Medi membantahnya dan mengatakan sudah benar. Sesudah didak dan terlihat salah, pak Medi tidak mau membahasnya.

Pada saat membuat sloof, dia tidak membuat lubang perencanaan untuk pembuangan air bersih dan kotor terlebih dahulu, melainkan semua dicor. Saat membuat kamar mandi, disini tukang dan tenaga kebingungan karena diharuskan untuk membobok ulang. Waktu untuk membobok ulang sekitar 2 minggu.

Setelah mengedak, terdapat bocor dak disana sini, yang oleh pak medi dikatakan tidak apa, kalau dinding ditutup plesteran menjadi tidak terlihat. Saya sebagai pemilik tidaklah setuju, tetapi apa nyana, sudah terlanjur. Saya megeluarkan uang ekstra dan mengerjakan sendiri pelapisan waterproof di lantai atas.

Pada saat penulangan besi lantai 2, seharusnya jarak yang dibuat adalah 15 cm, tetapi ia membuat 30 cm, sebuah kesalahan fatal karena jarak maksimal adalah 2 kali tebal beton yaitu 24 cm. Saat saya tegur, dia marah dan mengatakan tidak akan meneruskan proyek lagi, dan meminta tambahan uang 1,5 juta untuk memperbaiki kesalahan yang ia perbuat. Saya meluluskan permintaan tersebut.

Sewaktu membuat perancah untuk dak beton dari bambu, jaraknya seharusnya 30 cm, pak Medi membuat 40 cm, sewaktu diingatkan dia mengatakan tidak apa, setelah di dak, tampak dak menjadi sangat bergelombang dan membutuhkan compon tebal untuk membuatnya plat kembali.

Saat membuat tangga, dia mengatakan di cor saja sudah kuat dan tidak perlu diberi pembesian, saya tidak setuju dan minta diberi pembesian.

Setelah proyek hampir selesai dan kurang 6 minggu, dia mengatakan uang habis dan saya yang diharuskan untuk membayar sisa pembangunan. Saya terheran heran, bukankah dari awal ia yang menentukan biaya borongan? Bukankah ini sistim borongan dan bukan harian? Jika sistim harian, maka saya yang menanggung kerugian, jika sistim borongan, bukankah untung rugi menjadi milik dia? Tetapi karena saya tidak mau berdebat maka saya memutuskan untuk membayar kekurangan biaya pembangunan.

Pada 3 minggu awal proyek Pak Medi selalu datang setiap hari dari pukul 8 sampai 12, setelah itu ia datang pkl 12-13 saja. Setelah tidak mau membayar, ia tidak pernah datang sama sekali selama 6 minggu hingga selesai.

Saya heran, dimana tanggung jawabnya sebagai pemborong? Saat sudah menambahkan uang dan menuruti semua permintaannya, tetapi mengapa dia tidak mau meneruskan pembangunan rumah sampai selesai? Teutama bagi penduduk salatiga dan ambarawa, hati hati. Saya tidak merekomendasikan orang ini untuk membangun rumah pribadi anda. Saya sendiri cukup malu untuk menceritakannya, tetapi cukuplah ini menjadi pembelajaran bagi saya dan semua.

Catatan dari Penulis:

Penulis akan mewawancarai dan mengumpulkan reportase tentang semua orang yang pernah menggunakan jasa pemborong ini. Tujuan penuliasan ini agar para pemakai jasa pemborong dapat mempertimbangkan terlebih dahulu kinerja sang pemborong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun