Saya selalu teringat cerita ibu saya. Beberapa puluh tahun ibu saya bertetangga dengan seorang dukun bayi yang sangat terkenal. Banyak sekali orang-orang yang lama sudah berkeluarga belum dikaruniai anak datang ke rumah dukun tersebut untuk di doakan supaya punya anak. Ada pertanyaan yang selalu beliau tanyakan pada pasiennya, “Pilih punya anak tapi gila atau tidak punya anak tetap waras?”
Pada awalnya ibu selalu bertanya-tanya mengapa beliau selalu menanyakan hal itu. Namun lambat laun ibu saya paham maksud beliau. Apalagi banyak pasangan yang tetap memilih memiliki anak walaupun harus gila. Mereka bukan hanya datang dari tetangga sekitar namun banyak punya yang datang dari luar kota bahkan luar Jawa.
Bagaimana tidak disebut gila jika setelah anaknya lahir ditanya”Ganteng-ganteng dewe putrane sapa ya? (Ganteng-ganteng sendiri anak siapa ya?) “. Dialog inilah yang dikatakan mbah dukun punya anak tapi gila. Anak-anak sendiri, ditanya "Anak siapa?”
Andai tidak punya anak masih tetap waras. Karena tidak ada yang ditanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H