Mohon tunggu...
Peduli Konseling
Peduli Konseling Mohon Tunggu... -

Kampanye kepedulian konseling, keluarga dan kesehatan mental.\r\nPelikan Indonesia, www.pedulikonseling.or.id

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Peran Utama Ayah

11 November 2011   14:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

By. Pelikan Indonesia**

Peran Ayah sangat sentral bagi anak, baik dalam pengembangan pribadi, pemilihan karir hingga perkawinan. Ayah menjadi sosok utama bagi seorang anak terutama saat kecil. Khususnya anak pria. Ayah menjadi sosok Hero yang ingin ditiru anak. Sayang sekali jika kesempatan mendidik anak disia-siakan begitu saja.

Ada beberapa peran Utama seorang Ayah bagi Putranya

1. Memecahkan Masalah

Biasanya anak akan belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah lewat ayahnya. Idealnya seorang anak datang kepada ayahnya kalau ada persoalan, bukan sebaliknya menjadi takut. Dengan belajar memecahkan masalah maka anak akan mudah memecahkan masalahnya saat ia dewasa.

Sayangnya budaya paternalistik justru menjauhkan para Ayah dari putranya. Banyak anak laki malah dekat dengan ibu. Anak lebih bisa berbicara dari hati ke hati dengan maminya.

Saat si Ayah jumpa si anak di rumah pulang kerja, hanya diam seribu bahasa sambil nonton atau makan. Tidak bicara apapun dengan anaknya. Sedih sekali. Anak laki-laki seharusnya lebih banyak bicara dengan ayahnya.

2. Teman bermain anak.

Ada  cerita menarik dari seorang ayah. Karena melihat bahayanya kalau anak-anak main internet sendirian, maka tiap hari Sabtu dia sengaja bersama dengan anaknya main internet. Dengan bermain bersama itulah si Ayah bisa menjelaskan kepada anak-anak mana yang baik dan mana yang tidak baik. Anak suka, karena disampaikan dalam suasana yang rileks.

Sayang banget banyak Ayah hanya tahu menyalahkan anak. Melarang anak. menghakimi anak. Berkata: " Jangan in jangan itu". Atau berkata, "Jangan pacaran!". Bahkan sering kali menjengkelkan anak dengan berkata "Pokoknya", saat anak bertanya, "Mengapa tidak boleh"?

Ayah perlu belajar bagaimana menyampaikan pesan penting pada anak dengan cara yang mereka pahami. Dengan suasana yang santai, penuh canda dan humor yang sehat. Apalagi saat anak memasuki usia remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun