Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini yang Harus Dilakukan Suami Ketika Menjadi Bawahan Istri di Kantor

27 Mei 2020   19:07 Diperbarui: 27 Mei 2020   18:59 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.tribunnews.com/

Saya mungkin produk terakhir yang bisa menikmati bekerja satu kantor dengan istri. Setelah itu, angkatan di bawah saya, harus dihadapkan pada pemilihan harus keluar salah satunya. Artinya, ada larangan tidak boleh suami istri bekerja dalam satu perusahaan.

Belakangan peraturan yang melarang suami istri satu kantor sudah dianulir Mahkamah Konstitusi (MK). Artinya, karyawan bisa menikah dengan rekan kerjanya di perusahaan/kantor yang sama, tanpa harus salah satunya keluar. Namun, penerapan di lapangan tampaknya berbeda-beda, karena masih ada perusahaan yang tidak memperkenankan suami istri satu kantor.

Saya tidak akan membahas boleh atau tidaknya suami istri bekerja dalam satu kantor. Cuma ingin berbagi pengalaman, bagaimana menyikapi, jika karier istri lebih melejit. Klimaksnya, jabatan istri jadi lebih tinggi daripadi suaminya.

Kondisi seperti itu dialami saya dan istri. Ketika sama-sama merintis karier, jabatan saya lebih tinggi dulu, sementara istri hanya sebagai staf. Namun dalam perjalanan berikutnya, karier istri melejit, melewati jabatan saya. Bahkan istri masuk jajaran manajer.

Berikut ada beberapa hal yang harus diperhatikan, biar hubungan suami istri baik di rumah maupun kantor tetap harmonis. Minimal ada lima sikap yang diambil suami, ketika istrinya menjadi unsur pimpinan.

1. Tetap menempatkan diri sebagai bawahan

Ini penting karena bisa menjaga kewibawaan istri. Sebagai pimpinan harus dihormati. Jangan sampai, suami sebagai kepala rumah tangga, lantas meremehkan jabatan istrinya di kantor. Bagaimana pun, suami harus menempatkan diri sebagai bawahan.

Jika suami tetap meremehkan jabatan istri, bukan tidak mungkin karyawan lain juga akan mengabaikan, perintah pimpinannya. Artinya, tidak ada lagi kewibawaan dari seorang pimpinan. Dampak negatifnya akan besar, karena mengganggu kinerja perusahaan.

2. Jangan mempermalukan pimpinan

Apa pun masalah yang terjadi, jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bisa mempermalukan istri yang menjadi pimpinan. Sekali waktu ada becanda bersama rekan kerja mengenai hal-hal pribadi istri, itu sangat bahaya, karena bisa menjadi bahan mengolok-olok pimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun