Mereka biasanya membersihkan rerumpatan liar yang tumbuh dengan cepat di musim hujan. Sebagian lagi memunguti sampah dan merapikan lokasi makam yang akan diziarahi.
Kepala Desa (Kuwu) Pasindangan, Indra membenarkan kalau di TPU Kesinangan masih terpelihara tradisi bebersih makam setiap hari Kamis. Mereka yang datang bukan hanya warga setempat, tapi banyak juga warga Kota Cirebon yang akhirnya mengikuti tradisi bebersih makam.
Kondisi seperti itu, akhirnya ditangkap warga setempat sebagai peluang usaha. Beberapa warga Desa Pasindangan membuka usaha dengan berjualan aneka bunga dan kembang selasih, yang biasa disimpan peziarah di atas nisan. Pedagang bunga di TPU Kesinangan ada setiap hari, tidak hanya di musim ziarah saja.
Semua pedagang bunga di TPU Kesinangan, asli warga setempat dan bunganya hasil menanam sendiri, bukan hasil pasokan dari daerah lain. Tidak heran jika beberapa lahan di Desa Pasindangan ada yang ditanami pohon selasih. Hasil panennya langsung dipasarkan di TPU Kesinangan.
"Iya kembang selasih ini hasil menanam sendiri. Sebelah rumah ada lahan kosong, ketimbang tidak berguna saya tanami pohon selasih saja. Lumayan bisa dijual kepada orang-orang yang mau ziarah ke TPU Kesinangan. Tiap hari Kamis biasanya ramai orang bebersih dan membeli bunga selasih," kata seorang pedagang bunga, Sri.
Sebagai gambaran, ada dua pintu masuk utama bagi para peziarah yang hendak ke TPU Kesinangan Desa Pasindangan. Dari Jalan Raya Pasindangan, peziarah bisa lewat melalui Gang Masjid lantas belok kiri. Atau langsung masuk Gang Kesinangan lurus saja hingga mencapai TPU Kesinangan. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H